
Sekolah Buka Lagi, Manfaat atau Mudarat?

So, apakah sistem belajar online tidak efektif? Tidak ada yang tahu jawabannya. Baru kali ini kita terpaksa harus menerapkan metode begini rupa, belum pernah ada pengalaman sebelumnya.
Semua langkah dan kebijakan yang diambil memang coba-coba, karena belum ada tuntunan. Kita semua berjalan dalam kegelapan. Jadi belum bisa untuk mengukur efektivitas karena memang belum ada ukurannya.
Namun ada baiknya kita perlu merenungi tajuk yang ditulis oleh The Economist dalam edisi 18 Juli 2020. Media kenamaan asal Amerika Serikat (AS) itu berani menentukan sikap bahwa mengembalikan murid-murid ke ruang kelas lebih banyak membawa manfaat ketimbang mudarat.
Alasan pertama, virus corona berisiko rendah untuk menghinggapi mereka yang berusia muda. Berbagai kajian menunjukkan mereka yang berumur di bawah 18 tahun 30-50% lebih aman dari risiko terjangkit virus corona. Risiko kematian juga sangat rendah untuk kelompok usia muda.
Mengutip kajian Our World in Data, kebanyakan penyakit menular sebelumnya seperti malaria atau flu Spanyol memang rentan membuat anak-anak menjadi korban jiwa. Dalam kasus malaria, 57% korban meninggal di seluruh dunia adalah anak-anak.
"Namun untuk Covid-19 justru kebalikannya. Semakin bertambah usia, maka semakin besar risiko kematian jika terjangkit oleh virus," sebut riset Our World in Data.
Berdasarkan kasus di Korea Selatan. China, Spanyol, dan Italia, tingkat kematian (mortality rate) akibat virus corona di kelompok umur 0-9 tahun hampir 0%. Begitu juga untuk kelompok umur 10-19 tahun.
![]() |
