Sedih, RI Dapat Ponten D dari Oxford Soal Penanganan Corona!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 July 2020 13:17
Petugas Medis dengan menggunakan APD melayani pasien di RS Universitas Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Petugas Medis dengan menggunakan APD melayani pasien di RS Universitas Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Nah, Universitas Oxford di Inggris mencoba mengukur sejauh mana ketanggapan pemerintah di berbagai negara dalam mengatasi krisis corona. Oxford membuat indeks yang memuat angka 0-100, semakin tinggi angkanya maka kian baik kinerja penanganan pemerintah.

"Kami senang bahwa hasil kerja ini berguna bagi para pengambil kebijakan, profesional, akademisi, dan seluruh warga untuk memahami bagaimana perkembangan respons pemerintah. Kami terus memperluas indeks ini untuk menampung berbagai perkembangan yang ada sekaligus mengevaluasi indikator mana yang dibutuhkan dan yang tidak," kata Thomas Hale, Associate Professor di Oxford, seperti dari siaran tertulis.

Sebenarnya ada empat indeks utama yang disusun oleh Oxford yaitu respons pemerintah secara umum (Overall Government Response Index), upaya penanggulangan dan kesehatan (Containment and Health Index), penegakan social distancing (Stringency Index), dan dukungan ekonomi (Economic Support Index). Namun baru tiga yang disebut di awal yang sudah menyertakan Indonesia, indeks keempat belum ada.

Bagaimana kinerja pemerintah Indonesia secara umum dalam upaya penanganan krisis corona? Oxford memberi nilai indeks 43,91. Dalam skala 0-100, nilai di bawah 50 berarti masih kurang. Nilainya D.

Di antara negara-negara ASEAN-6, skor Indonesia menjadi yang terendah. Sedangkan di level ASEAN, Indonesia hanya lebih baik dari Laos. Bahkan nilai Indonesia kalah dari Kamboja.

Kemudian dalam hal penanggulangan dan kesehatan, Indonesia mendapat skor 51,89. Sudah di atas 50, tetapi belum bisa disebut cukup apalagi bagus. Masih dapat ponten C-.

Lagi-lagi Indonesia berada di peringkat terbawah di antara negara-negara ASEAN-6. Kalau melihat ASEAN secara keseluruhan, kinerja Myanmar bahkan jauh lebih baik ketimbang Indonesia.

Lalu soal konsistensi penerapan social distancing, Indonesia diganjar angka 54,17. Namun indeks ini berbeda dengan dua sebelumnya, hanya menentukan seberapa ketat pemerintah membatasi aktivitas rakyat. Semakin ketat maka angkanya semakin tinggi.

Stringency Index hanya memotret kondisi di lapangan, tidak memberikan penilaian. Selain itu, ketika suatu negara mulai melonggarkan social distancing dan menerapkan new normal, maka otomatis indeksnya pasti turun.

Jadi kalau dilihat secara umum, maka apa yang dilakukan pemerintah masih belum optimal. Indonesia masih punya kesempatan untuk melakukan perbaikan. Ini menjadi sangat penting karena kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi hidup ratusan juta rakyat Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular