Era Mobil Listrik

Bos Tesla Tajir, Pelajaran Buat RI yang Bikin Mobil Listrik

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
24 July 2020 14:58
FILE PHOTO: A Tesla Model X vehicle is charged by a supercharger outside a Tesla electric car dealership in Sydney, Australia, May 31, 2017.  REUTERS/Jason Reed/File Photo
Foto: REUTERS/Jason Reed

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri dan CEO Tesla Elon Musk menyandang predikat orang terkaya ke-5 di dunia versi Forbes, harta kekayaan bertambah menjadi US$74 miliar atau setara Rp 1.073 triliun (asumsi Rp 14.500/US$). Ini menunjukkan bahwa pengembangan mobil listrik memiliki nilai tambah yang sangat besar bagi sebuah industri.

Kekayaan Elon Musk bertambah signifikan sejak pandemi virus corona Covid-19 melanda Amerika Serikat (AS). Pada Maret 2020, Total kekayaan bos Tesla ini baru US$25 miliar dan menduduki posisi orang terkaya ke-31 di dunia.

Namun dalam empat bulan terakhir hartanya bertambah hampir tiga kali lipat. Kekayaan kini melompati Warren Buffet, Phil Knight, dan Michael Bloomberg namun masih kalah dari Jeff Bezos dari Amazon, Bernald Arnault dari LVMH, Bill Gates, dan Mark Zuckerberg, seperti dilansir dari Business Insider, Rabu (22/7/2020).

Saat ini valuasi Tesla sudah mencapai US$200 miliar dan sejak Maret harga sahamnya sering menyentuh rekor tertinggi setelah laporan pengiriman kendaraan yang lebih besar dari prediksi. Adapun valuasi SpaceX mencapai US$36 miliar. Pada kuartal II-2020 Tesla telah mengirimkan 90.650 kendaraan listrik, lebih tinggi dari prediksi Wall Street sebanyak 20.000 unit. 

Kapitalisasi pasar Tesla sudah mencapai US$300 miliar, bandingkan dengan Ford sebesar US$26 miliar, GM US$38 miliar dan Fiat-Chrysler US$16 miliar.

Belajar dari kasus Tesla, pengembangan mobil listrik di dalam negeri sangat penting untuk menciptakan nilai tambah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Saat ini sedang menunggu aturan turunan berupa petunjuk teknis (Juknis) di kementerian perindustrian.

Indonesia berambisi menjadi pemain utama mobil listrik karena punya sumber daya bahan baku mineral untuk industri baterai yang merupakan jantung dari bisnis mobil listrik di masa depan.

Belum lama ini BKPM mengumumkan perusahaan asal Korea Selatan, Hyundai Motor Group bekerja sama dengan LG Chem Ltd, berencana membangun pabrik baterai terintegrasi dari hulu dan hilir di Indonesia. Nilai investasi mencapai US$ 9,8 miliar. Tentu ini jadi angin segar bagi pengembangan mobil listrik di dalam negeri, sehingga nilai tambah bisa ditingkatkan.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Tesla Tajir dari Mobil Listrik, Apa Kabar Produksi RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular