Era Mobil Listrik

Maaf! RI Belum Bisa Produksi, Mobil Listrik Impor Dulu

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 July 2020 16:35
Mobil Listrik Wuling, Harga di Bawah Rp 100 Juta. Foto: Inside EV
Foto: Mobil Listrik Wuling, Harga di Bawah Rp 100 Juta. Foto: Inside EV

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah perusahaan agen pemegang merek (APM) sudah menyatakan memboyong produk mobil listrik impor ke Indonesia sebelum diproduksi di dalam negeri. Beberapa nama yang sempat mencuat di antaranya dua produsen asal China, yakni Wuling yang bakal membawa E100 dan 3200 serta DFSK yang akan mengambil mobil berjenis E3.

Nissan Motor Indonesia juga menegaskan kembali bakal membawa mobil dengan tipe LEAF masuk ke tanah air. Namun, Head of Communications Nissan Motor Indonesia Hana Maharani belum membeberkan secara detil kapan mobil listrik impor itu tiba.

"Kita masih berencana membawa jajaran kendaraan elektrik ke Indonesia, termasuk Nissan LEAF yang pernah disampaikan, dan juga all new Nissan Kicks e-POWER. Tunggu ya detilnya nanti disampaikan kalau sudah dekat dengan waktu peluncuran," kata Hana kepada CNBC Indonesia, Jumat (24/07/2020).

Dampak pandemi Covid-19 memaksa para produsen untuk menunggu situasi. Jangankan mobil listrik, penjualan mobil hybrid dan konvensional yang sudah bertahun-tahun digunakan saja terjun bebas dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Perindustrian Johnny Darmawan menyebut industri dalam negeri tetap harus hati-hati dalam menerima setiap investor yang masuk. Jangan sampai Indonesia nantinya hanya menjadi pasar namun tidak bisa mengembangkan produksinya sendiri di dalam negeri.

"Aku selalu ngomong, jangan orang datang, terus kita lomba-lomba berikan tapi studi panjangnya, apa benar nanti bisa langgeng? Orang selalu suka dengan Indonesia karena pasarnya gede. Itu yang menarik," sebut mantan Presiden Direktur PT. Toyota Astra Motor (TAM) ini.

Johnny mengakui bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam kaya untuk memenuhi tumbuhnya industri mobil listrik. Salah satunya nikel untuk baterai mobil listrik itu sendiri. Namun, tetap harus didukung oleh fasilitas yang memada misalnya pengisian energi di berbagai lokasi.

"Saya tekankan hati-hati. Banyak sekali principal yang janji-janji, tapi at the end di tengah jalan gagal. Saya takutkan hati-hati," katanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Saat ini sedang menunggu aturan turunan berupa petunjuk teknis (Juknis) di kementerian perindustrian.

Perpres ini mengatur banyak hal, salah satunya keringanan kepada produsen atau calon produsen kendaraan listrik untuk mengimpor lebih dahulu produk dari luar negeri, termasuk impor utuh, sebelum ada produksinya. Perpres ini mengatur kendaraan listrik wajib dibuat di fasilitas manufaktur di dalam negeri.

"Dalam rangka percepatan pelaksanaan program KBL (kendaraan listrik berbasis baterai), industri KBL berbasis baterai di dalam negeri dapat melakukan pengadaan KBL berbasis baterai yang berasal dari impor dalam keadaan utuh (completely Built-Up/CBU)," jelas pasal 12 pada Perpres tersebut.

Namun, berapa banyak dan seberapa lama produsen motor atau mobil listrik dapat izin impor, pada Perpres ini belum diatur. Pemerintah akan memberikan jumlah dan jangka waktu impor dalam periode tertentu.

Di Indonesia, yang sudah memastikan memproduksi mobil listrik di Indonesia adalah Hyundai.  Nota Kesepahaman rencana pendirian pabrik mobil Hyundai berlangsung tanggal 26 November 2019.

Penandatangan kerja sama ini dilakukan antara Hyundai Motor Company dengan Pemerintah Indonesia, dan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri.

Pabrik di Bekasi akan memiliki kapasitas produksi sekitar 150.000 unit kendaraan per tahun, dan nantinya kapasitas penuh akan dapat memproduksi sekitar 250.000 kendaraan setiap tahun.

Investasi Hyundai US$ 1,55 miliar akan digelontorkan hingga tahun 2030, termasuk biaya operasional dan pengembangan produk. 

Presiden Direktur Hyundai Motors Indonesia Sung Jong Ha sempat mengatakan kombinasi permintaan Indonesia dan Negara ASEAN lainnya sangat menjanjikan.

"Sementara akan diimpor dari luar, tapi mungkin nantinya bisa diproduksi di sini. Produksinya di Indonesia akan bergantung pada demand, kalau permintaannya kami rasa cukup besar di Indonesia kita bisa produksi," kata Sung Jong Ha, di Jakarta, Senin (27/01/2020).


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Tesla Tajir, Pelajaran Buat RI yang Bikin Mobil Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular