
Setuju Nggak Kalau 115 Juta Warga RI Dapat BLT Rp 1 Juta?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan 2013-2014 Chatib Basri mengatakan untuk bisa memulihkan ekonomi, cara terbaik adalah dengan meningkatkan konsumsi.
Oleh karena itu, Chatib menyarankan agar pemerintah bisa sebar bansos melalui bantuan langsung tunai (BLT) untuk menjaga daya beli masyarakat.
Berdasarkan kajiannya secara kuantitatif, Chatib yang juga merupakan Ekonom Universitas Indonesia (UI) menemukan jawaban dari dua pertanyaan penting. Apakah sektor investasi yang mendorong konsumsi atau konsumsi yang mendorong investasi.
"Studi kuantitatif, bahwa konsumsi meningkatkan permintaan dan investasi meningkatkan produksi. Hasilnya ternyata konsumsi mendorong investasi dan bukan sebaliknya," jelas Chatib dalam sebuah diskusi virtual, Senin (20/7/2020).
Chatib menambahkan jika konsumsi tidak bisa didorong, maka persoalan riil yang akan dihadapi pemerintah akan muncul pada 2021. OECD bahkan menyebut bahwa dua tahun dari sekarang, ekonomi masih bisa belum pulih.
![]() |
Oleh karena itu, Chatib menyarankan agar pemerintah bisa memperluas penerima bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat golongan menengah ke bawah.
Pasalnya, kebijakan BLT lebih efektif dibandingkan program bantuan sosial (bansos) sembako yang sudah berjalan saat ini. Dengan target masyarakat kelas menengah ke bawah ini, karena golongan itu lah yang paling sering menggunakan uangnya untuk berbelanja.
Pada akhirnya, belanja dari masyarakat kelas menengah ke bawah itu mampu untuk meningkatkan konsumsi.
"Kalau sekarang BLT hanya untuk kelompok miskin, bisa di-extend ke lower middle income, paling efektif itu BLT, even dibandingkan dengan sembako, kalau cash akan jauh lebih efektif," ujarnya.
Dia mencontohkan, berdasarkan data Bank Dunia, terdapat 115 juta orang atau 30 juta rumah tangga yang masuk di dalam golongan menengah ke bawah.
Apabila sebulan satu keluarga mendapatkan Rp 1 juta, maka dana yang perlu disiapkan adalah Rp 30 triliun per bulan atau Rp 120 triliun untuk selama empat bulan.
"Saya sarankan aspiring middle class ada 115 juta orang di Indonesia atau 30 juta rumah tangga, kalau mereka dapat Rp 1 juta per bulan, itu berarti Rp 30 triliun, kalau di-extend empat bulan kita perlu tambahan BLT sekitar Rp 120 triliun," jelasnya.
"Yang dibutuhkan sekarang belanja. Kalau dulu ada hemat pangkal kaya, saya ingin katakan hari ini belanja pangkal pemulihan ekonomi. Bentuknya dalam bentuk BLT," kata Chatib melanjutkan.
Untuk diketahui, pemerintah menganggarkan BLT melalui Dana Desa sebesar Rp 31,8 triliun. BLT Dana Desa tersebut masuk dalam anggaran perlindungan sosial dalam penanganan ekonomi nasional sebesar Rp 203,9 triliun.
Hingga 8 Juli 2020, realisasi penyaluran BLT Dana Desa sebesar 97%. Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menyebut, BLT Dana Desa tersebut sudah disalurkan melalui 72.599 desa.
"Desa yang sudah salurkan BLT sampai 8 Juli (sebanyak) 72.599 desa, atau 97 persen dari 74.865 desa (yang sudah mendapatkan Dana Desa)," kata Abdul Halim Iskandar dalam rapat bersama KPK di Kementeri Desa PDTT, Kamis (9/7/2020).
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Hantu' Resesi 'Bayangi' RI, Perluasan BLT Bisa Jadi Solusi?