
AS & China Bangkit, RI Resesi atau Nggak Nih?

Kalau AS dan China, yang merupakan kekuatan ekonomi nomor satu dan dua dunia, bisa bangkit, bagaimana dengan negara-negara lain terutama Indonesia? Apakah sinyal kebangkitan ekonomi juga terpancar di Tanah Air?
Kalau melihat data ]Juni yang dirilis bulan ini, tanda-tanda pemulihan ekonomi Indonesia juga terlihat. Terbaru adalah penjualan mobil yang tercatat 12.623 unit pada Juni 2020. Dibandingkan Juni 2019 memang masih ada penurunan 78,8%, tetapi meroket 255,81% ketimbang Mei 2020.
Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa data ekspor-impor menunjukkan perbaikan signifikan. Pada Juni 2020, nilai ekspor Indonesia adalah US$ 12,03 miliar. Naik 2,28 YoY.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor masih terkontraksi -7,765% YoY. Pertumbuhan positif pada Juni sekaligus memutus rantai kontraksi yang sebelumnya terjadi tiga bulan beruntun.
Sementara impor pada Juni 2020 tercatat US$ 10,76 miliar. Masih terkontraksi -6,36% YoY. Walau terkontraksi, tetapi jauh melandai dibandingkan bulan sebelumnya yang ambles sampai 42,2%.
Lalu ada pula penjualan ritel yang membaik. Pada Mei 2020, penjualan ritel yang dicerminkan di Indeks Penjualan Riil (IPR) berada di 198,3. Ambles 20,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini menjadi pencapaian terendah sejak 2008.
Kemudian pada Juni 2020, IPR diperkirakan sebesar 199,9. Masih turun 14,4% secara YoY.
Namun kalau disawang-sawang lagi, ternyata ada kabar baiknya. Secara bulanan, penjualan ritel terpantau mengalami peningkatan.
Pada Mei 2020, IPR berada di 190,7, terendah sejak 2016. Namun pada Mei dan Juni angkanya meningkat. Ini menandakan bahwa terjadi kenaikan aktivitas penjualan ritel setelah mencapai 'kerak neraka'.