
Cuma Mengingatkan: Kasus Corona China 83.611, RI 80.094

Nah, naga-naganya masyarakat kurang mengamalkan protokol yang satu ini. Untuk mengukur kepatuhan masyarakat dalam menerapkan pembatasan sosial (social distancing), Citi merilis Social Distancing Index yang diperbarui seminggu sekali.
Ketika angka Social Distancing Index semakin menjauhi nol, maka masyarakat semakin berjarak alias taat pembatasan sosial. Namun jika kian dekat dengan nol, masyarakat semakin dekat dan akrab, yang berarti kurang disiplin dalam menjaga jarak.
Pada 10 Juli, skor Social Distancing Index Indonesia adalah -18 sementara sepekan sebelumnya ada di -20. Sebulan yang lalu, skor Indonesia masih di -26. Jadi, warga +62 memang kian lama kian dekat dan kurang patuh menjaga jarak sehingga risiko penyebaran virus corona meningkat.
Berdasarkan lokasi, terlihat bahwa jumlah orang yang datang semakin banyak. Di tempat kerja, misalnya, per 10 Juli jumlah orang yang hadir adalah 20% di bawah kondisi normal. Pada 14 April, angkanya adalah 36% di bawah normal.
Namun yang paling mencolok adalah di tempat belanja kebutuhan sehari-hari (groceries) dan rumah obat. Pada 14 April, jumlah orang yang datang masih 21% di bawah hari biasa dan pada 10 Juli tinggal 2% dari kondisi normal. Di tempat ini, situasi sudah hampir kembali seperti old normal.
![]() |
Mengingat menjaga jarak adalah salah satu kunci penting dalam mempersempit ruang gerak virus corona, maka ada baiknya seluruh masyarakat Indonesia mematuhinya. Sebelum ada vaksin atau obat buat mengenyahkan virus ini, kita memang harus berdamai dengan keadaan. Mungkin membuat tidak nyaman, tetapi mau bagaimana lagi...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]