Jokowi: Kalau Kemarin Lockdown, Ekonomi RI Bisa Minus 17%

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 July 2020 20:48
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Modal Kerja bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Foto: Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Modal Kerja bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 akan mencatatkan minus yang cukup tinggi. Menurutnya, angka pertumbuhan ekonomi jatuh di -4,3%.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada para gubernur mengenai percepatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

"Dari hitungan pagi tadi yang saya terima, mungkin kita bisa minus ke 4,3%," kata Jokowi, seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet, Rabu (15/7/2020).

Bahkan, sambung Jokowi, apabila Indonesia kala itu memutuskan untuk mengambil kebijakan lockdown, bukan tidak mungkin angka pertumbuhan ekonomi akan jauh lebih parah dibandingkan proyeksi saat ini.

cover topik/ jokowi bubarkan Lembaga RI_kontenFoto: Jokowi



"Saya enggak bisa bayangin, kalau kita dulu lockdown gitu, mungkin bisa minus 17%," tegas Jokowi.

Jokowi sempat bercerita di awal bulan ini sebelumnya. Ia menjelaskan alasan pemerintah memilih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketimbang lockdown. Jokowi beralasan agar masyarakat masih bisa beraktivitas.

"Kita beruntung sejak awal memilih kebijakan PSBB, bukan lockdown atau karantina wilayah," kata Jokowi dalam siaran YouTube Sekretatriat Presiden, Kamis (7/5/2020).

Dijelaskan Jokowi, PSBB bersifat membatasi kegiatan di tempat-tempat umum dan fasilitas umum dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak antarorang.

"Artinya, dengan PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas tapi memang dibatasi. Masyarakat juga harus membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar," katanya.

Jokowi mengatakan, saat ini masih ditemukan masyarakat yang berkerumun dan tidak disiplin menggunakan masker.

"Bukan hanya aparat yang mengingatkan untuk disiplin, tapi mengajak masyarakat untuk secara sadar mendisiplinkan diri. Saya masih sering menjumpai masyarakat yang tidak bermasker. Nanti tolong kita semuanya bermasker. Masih bergerombol, berkerumun, hindari itu," tutupnya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Corona Tak Mudah, Setidaknya Hal Ini Bisa Selamatkan RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular