
Beras & Rokok Selalu Jadi Biang Kerok Kemiskinan RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah berturut-turut sejak September 2019, beras dan rokok kretek filter selalu menjadi sumbangan terbesar pada garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, beras masih menjadi memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 20,22% di perkotaan dan 25,31% di perdesaan.
Sementara itu, rokok filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan, di mana 12,16% di perkotaan dan 10,98% di perdesaan.
Garis kemiskinan pada Maret 2020 sebesar Rp 454.652 per kapita per bulan. Dibandingkan September 2019, garis kemiskinan naik sebesar 3,2%. Sementara jika dibandingkan Maret 2019, terjadi kenaikan sebesar 6,91%.
Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non-makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
"Dengan memerhatikan garis kemiskinan dari garis kemiskinan makanan dan bukan makanan, peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan penanganan komoditi bukan makanan," jelas Kepala BPS Suhariyanto, Rabu (15/7/2020).
"Garis kemiskinan makanan atau GKM dan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2020 menyumbang 73,86%," kata Suhariyanto melanjutkan.
Tingginya pengeluaran untuk beras dan rokok, menggambarkan sangat terbatasnya kemampuan keluarga miskin memenuhi kebutuhan dasar lain dan non-pangan, seperti kesehatan dan pendidikan.
Sumbangan berikutnya yang menyumbang kepada garis kemiskinan selain beras dan rokok kretek filter pada Maret 2020, yakni telur ayam ras (4,3% di perkotaan dan 3,72% di perdesaan), daging ayam ras (4,13% di perkotaan dan 2,43% di perdesaan),mie instan (2,34% di perkotaan dan 2,12% di perdesaan), dan seterusnya.
Sementara itu, komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan adalah perumahan (8,38% di perkotaan dan 7,5% di perdesaan), bensin (4,01% di perkotaan dan 3,37% di perdesaan), listrik (3,68% di perkotaan dan 2% di perdesaan), pendidikan (1,96% perkotaan dan 1,25% perdesaan), dan perlengkapan mandi (1,21% di perkotaan dan 1,08% di perdesaan).
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pak Jokowi Tolong, Penduduk Miskin Tambah 1,28 Juta Orang