
Singapura Resesi, Harapan RI Tinggal Satu: China!

Tiga negara lain yang boleh dibilang adalah mitra strategis dalam perekonomian Tanah Air adalah Amerika Serikat (AS), Jepang, dan China. Dua yang disebut di awal sedang mengalami masa-masa penuh keprihatinan.
Pada kuartal I-2020, ekonomi AS terkontraksi -4,8% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Ini menjadi catatan terburuk sejak 2009.
Untuk kuartal II-2020, GDPNow keluaran Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta memperkirakan kontraksi ekonomi Negeri Adidaya semakin dalam di -35,5%. Kalau sampai terwujud, maka akan menjadi catatan terburuk dalam sejarah modern AS karena saat Depresi Besar pada 1930-an saja kontraksi ekonomi paling mentok di angka belasan persen.
Bagi Indonesia, AS adalah negara tujuan ekspor non-migas terbesar kedua. Pada Januari-Mei 2020, nilai ekspor non-migas ke AS tercatat US$ 7,22 miliar.
Sementara di sisi PMA, AS menempati urutan ke-9. Nilai PMA asal AS pada kuartal I-2020 adalah US$ 114,1 juta.
Kemudian kita beralih ke Jepang. Pada kuartal I-2020, ekonomi Negeri Matahari Terbit menyusut -2,2% annualized. Konsensus pasar yang dihimpun Nikkei memperkirakan ekonomi Jepang terkontraksi lebih parah pada kuartal II-2020 yaitu mencapai -21,7%. Ini akan menjadi yang terdalam sejak akhir Perang Dunia II.
Jepang adalah negara tujuan ekspor non-migas terbesar ketiga buat Indonesia. Pada Januari-Mei 2020, ekspor non-migas ke Jepang tercatat US$ 5,3 miliar.
Di sisi investasi, Jepang adalah investor PMA terbesar keempat. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, nilai PMA Jepang pada kuartal I-2020 adalah US$ 604,2 juta.
Wisman Jepang juga salah satu yang terbanyak menyambangi Ibu Pertiwi. Tahun lalu, kunjungan wisman asal Jepang mencapai 519.623.
(aji/aji)