Awas, Singapura yang Resesi Tapi RI Bisa Ikutan Repot!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 July 2020 09:41
Singapore (AP/Ee Ming Toh)
Ilustrasi Patung Merlion (AP/Ee Ming Toh)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Singapura mengalami kontraksi alias pertumbuhan negatif -12,6% pada kuartal II-2020. Dengan kontraksi -0,3% pada kuartal sebelumnya, maka Singapura sudah resmi jatuh ke jurang resesi.

Hari ini, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura mengumumkan angka pembacaan awal ekonomi Negeri Singa pada April-Juni 2020. Secara tahunan (year-on-year/YoY) terjadi kontraksi -12,6% sementara secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ) -41,2%. Pada kuartal I-2020, ekonomi Singapura terkontraksi -0,3% YoY dan -3,3% QtQ.

Pada kuartal II-2020, sebenarnya sektor manufaktur Singapura masih tumbuh 2,5% YoY. Namun pertumbuhan itu menjadi tidak berarti karena sektor konstruksi mengkerut -54,7% YoY dan sektor jasa -13,6% YoY.

"Kebijakan Circuit Breaker diberlakukan pada 7 April hingga 1 Juni untuk memperlambat penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), yang membuat penutupan perkantoran non-esensial. Selain itu, terjadi pula penurunan permintaan eksternal karena pandemi Covid-19," sebut pernyataan tertulis Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura.

Sektor manufaktur Singapura masih bisa tumbuh karena ditopang kinerja industri obat-obatan. Namun di sisi lain terjadi perlambatan di bidang industri kimia, transportasi, dan lain-lain.

Sementara sektor konstruksi menyusut signifikan karena Circuit Breaker membuat aktivitas pembangunan terhenti. Kemudian di sektor jasa, kontraksi terjadi akibat penurunan kinerja industri pariwisata, perdagangan besar, penyediaan makanan-minuman, dan sebagainya.

Oke, sekarang kenyataannya Singapura sudah resesi. Kalau Singapura sudah resesi, kira-kira seberapa jauh dampaknya terhadap Indonesia?

Setidaknya ada tiga aspek yang bisa dilihat yaitu perdagangan, investasi, dan pariwisata. Sayangnya, Singapura memainkan peran besar di tiga aspek tersebut.

Di sisi perdagangan, Singapura adalah salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia. Pada Januari-Mei 2020, nilai ekspor non-migas Indonesia ke Singapura adalah US$ 4 miliar. Singapura menempati peringkat keempat.

Jadi kalau Singapura resesi, maka otomatis permintaan terhadap produk-produk negara lain akan menurun, termasuk Indonesia. Ekspor Indonesia tentu akan terpengaruh karena posisi Singapura yang lumayan strategis.

Kalau ekspor nomor empat, maka Singapura memainkan peran yang lebih penting dalam hal investasi. Pada kuartal I-2020, Singapura adalah investor terbesar Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Investment/FDI).

Ketika Singapura resesi, sangat sulit berharap ada arus modal yang mengalir dari negara tersebut. Akibatnya, investasi sebagai salah satu motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi jadi sulit diandalkan.

Sementara di bidang pariwisata, warga Singapura sebelumnya cukup rajin bertandang ke Tanah Air. Pada 2019, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Singapura adalah 1,77 juta. Kunjungan wisman Singapura berada di peringkat ketiga, hanya kalah dari Malaysia dan China.

Jadi kalau melihat data perdagangan, investasi, dan pariwisata, Singapura adalah salah satu mitra penting bagi Indonesia. Kala Singapura resesi, Indonesia bisa ikut repot...

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular