Covid-19 Nyebar di Udara Tapi Bioskop Mau Buka, Aman?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
13 July 2020 20:50
Mannequins wearing face masks are placed to provide social distancing in a theatre in Madrid, Spain, Wednesday, June 17, 2020. Spanish Prime Minister Pedro Sanchez has announced a state ceremony to be held on July 16 to honour more than 27,000 who have died from the coronavirus. The ceremony will be held four months after Spain imposed one of the strictest lockdowns in the world to respond to the virulent cluster that followed major outbreaks in China and northern Italy. (AP Photo/Manu Fernandez)
Foto: Bioskop di Spanyol Terapkan Physical Distancing (AP/Manu Fernandez)

Jakarta, CNBC Indonesia - WHO mengakui adanya bukti penularan covid-19 lewat udara, dalam ruang dengan ventilasi yang buruk. Di sisi lain,  di Indonesia ada rencana pembukaan kembali bioskop yang identik dengan ruang tertutup.

Dewan Pengurus Pusat Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (DPP GPBSI) buka suara. Ketua GPBSI Djonny Syafruddin menyampaikan sejumlah pendapat terkait pengakuan WHO.

"WHO juga banyak hal-hal yang saya rasa nggak profesional juga yang lain-lain. Harusnya dengan hitungan dong kalau benar-benar bekerja dengan baik, hitungan ini loh. Artinya ventilasinya mesti bagus. Ini udara yang mana, udara di luar juga udara. Di dalam gedung juga udara. Ini yang saya lihat kita terjebak kalau sudah WHO jadi segala-galanya. WHO juga belajar kok," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (13/7/20).

"Makanya si Trump (Presiden Amerika Serikat Donald Trump) kesel. Jadi jangan terlampau berlebihan juga kita ini. Kita sama-sama harus ada pertanyaan, WHO kasih tahu dong kayak apa udara itu secara rinci. Jadi kita tahu. Kalau emang ventilasinya gimana," katanya.

Ia menegaskan bahwa penerapan protokol kesehatan di bioskop bakal diberlakukan. Mengenai pembukaan juga bakal menyesuaikan dengan kebijakan di masing-masing daerah.

Dia mengakui, sampai saat ini ada zona-zona tertentu yang memang belum mendapatkan izin membuka bioskop. Perizinan ini menurutnya bukan hanya ada di tangan pemerintah pusat, melainkan juga ada di bupati/walikota dan gubernur.

Secara rinci, dia mengaku perlu menginventarisasi zona-zona yang mendapat izin. Sebab setiap waktu ada pergerakan mengenai jumlah zona yang diizinkan.

"Saya nggak hafal. Yang jelas ada. Bangka Belitung udah boleh, Pangkalpinang, Sumatera Barat, Cilacap, Sulsel boleh. Kemudian di Kroya, Semarang. Jawa Barat juga ada yang sudah boleh. Tapi kan tidak merata. Ada kabupaten Bandung misalnya boleh. Kota Bandung-nya gimana nah itu makanya diserahkan kewenangannya kepada pemerintah daerah apakah bupati, walikota, gubernur," urainya.

Dia juga mengatakan, Jakarta jadi perhatian khusus karena menurutnya Jakarta merupakan barometer perbioskopan di Indonesia. Dikatakan, Pemprov DKI Jakarta sebenarnya sudah memberi izin membuka bioskop sejak 2 pekan lalu.

"Jakarta sudah boleh, dari tanggal 12 ini kita putar nggak ada masalah. Cuma kita nggak mau. Saya bilang enggak. Kenapa, kita lihat pasiennya (Covid-19) gimana. Begitu buka tanggal 12, tanggal 16 suruh tutup gimana. Ternyata benar nih prediksi saya. Dua kali lipat (kasus baru) kata gubernur, 10% lebih. Untung kita bikin tanggal 29, kan ada 2 Minggu lagi, mudah-mudahan itu menurun," urainya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article XXI Sampai CGV Bertumbangan: Bioskop Mati Segan, Hidup Susah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular