
Agar Siap Kerja, Pemerintah Anggarkan Rp 3,5 T untuk Vokasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah siap menganggarkan Rp 3,5 triliun untuk pengembangan sekolah vokasi di Indonesia. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengungkapkan anggaran itu diarahkan demi link and match industri dan pendidikan Vokasi. Ada beberapa program yang wajib dijalankan demi kesinambungan keduanya.
"Ada 9 paket atau 5 paling minimal. Pertama kurikulum, kemudian dosen tamu minimal mengajar 100 jam per semester. Itu diajar expert dari industri. Kan kurikulum buat bareng jadi dia bisa ngajar. Kemudian magang direncanakan sejak awal, lalu komtmen serapan lulusan, serta dosen vokasi atau SMK juga diajarin. 5 program tadi didorong dengan Rp. 3,5 triliun. Tahun ini meski pandemi tapi tetep paksa mereka ke jenjang pernikahan," kata Wikan dalam bincang asik dunia Vokasi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Sabtu (11/7).
Dorongan tersebut diproyeksikan bakal membuat sekolah atau lembaga Vokasi makin banyak yang link and match dengan industri. Saat ini, yang sudah saling memiliki keterkaitan diperkirakan baru sekitar 30%. Namun, Wikan menargetkan jumlahnya akan meningkat berkali-kali lipat, bahkan hingga 90%.
Ia pun memberi pesan kepada calon siswa yang akan memasuki baik SMK maupun kampus Politeknik bahwa sekolah Vokasi bukanlah sekolah kelas dua. Selain karena bakal makin banyak dibutuhkan ke depan setelah memasuki masa new normal, calon siswa juga bisa menekuni passion yang dia miliki.
"Kalau mau ouput sip, input juga harus sip. Juga passion belajar disini, masuk ngga hanya cari ijazah. Karena dengan ijazah itu artinya aku belajar apa bukan aku bisa apa," papar mantan Dekan Sekolah Vokasi UGM itu.
Apalagi, pilihan kelanjutan karir dari mahasiswa Vokasi bukan hanya ada di satu sisi yakni bekerja. Akan ada sejumlah perubahan kurikulum dimana siswa Vokasi bisa melanjutkan kuliah ilmu terapan dengan mudah. Bahkan hingga S2 terapan, baik di Jerman, Taiwan atau juga Indonesia.
"Akan ada SMK fast track 4,5 tahun itu lulus dapat D2. Jadi anak SMK bisa bablas masuk Perguruan Tinggi, lanjut D4 ngga mulai dair tahun pertama tapi tahun ketiga. Itu multi entry, multi exit plus rekognisi pelajaran lampau. Jadi akan ada banyak fleksibilitas, ekosistem, dinamik dan fleksibel di pendidikan vokasi," papar Wikan.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Akademi Vokasi Indonesia, Bidik Calon Desaigner Masa Kini