Internasional

Laut China Selatan Panas, Ini Nasihat Rusia ke AS-China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 July 2020 16:50
In this photo provided by U.S. Navy, the USS Ronald Reagan (CVN 76) and USS Nimitz (CVN 68) Carrier Strike Groups steam in formation, in the South China Sea, Monday, July 6, 2020. China on Monday, July 6, accused the U.S. of flexing its military muscles in the South China Sea by conducting joint exercises with two U.S. aircraft carrier groups in the strategic waterway.(Mass Communication Specialist 3rd Class Jason Tarleton/U.S. Navy via AP)
Foto: USS Ronald Reagan (CVN 76) dan USS Nimitz (CVN 68) Carrier Strike Groups di Laut Cina Selatan, Senin, (6/7/2020). (Mass Communication Specialist 3rd Class Jason Tarleton/U.S. Navy via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia memberi komentar tentang ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dan China di Laut China Selatan (LCS). Negeri Presiden Vladimir Putin meminta kedua belah pihak menggelar dialog dan diskusi guna menyelesaikan masalah yang terjadi.

Apalagi, permusuhan keduanya tidak hanya di kawasan itu saja. Hal ini ditegaskan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva, dalam media briefing virtual yang berlangsung, Rabu (8/7/2020).



"Tensi antara AS-China bukan hanya di LCS, tapi juga dilingkup lainnya," ujarnya.

"Anda tahu bahwa kami tidak memihak siapapun. Tapi tentu China adalah partner strategis kami dan tetangga kami dan secara keseluruhan jika Anda melihat situasi, situasi seperti perang dagang atau tensi terkait apapun yang mereka miliki, itu tidak membawa kemajuan pada situasi global," jelasnya.

Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva (Tangkapan Layar)Foto: Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva (Tangkapan Layar)
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva (Tangkapan Layar)



Ia pun meminta keduanya menyelesaikan masalah secara konstruktif, dengan negosiasi. Apalagi saat ini dunia tengah menghadapi pandemi corona (Covid-19), yang seharusnya jadi musuh bersama.



"Kenapa ada negara yang harus membuatnya menjadi lebih sulit untuk negara yang sudah terdampak pandemi? Itu tidak akan membawa hasil positif untuk semua pihak," katanya lagi.

Sementara itu, kondisi di LCS makin memanas seiring dengan hadirnya militer China dan AS. Keduanya sama-sama bersiaga di perairan ini.

AS bahkan meluncurkan pesawat bomber B-52H dan dua kapal induk Nimitz dan USS Ronald Reagon ke LCS. Sedangkan China menyiagakan senjata anti pesawat terbang seperti rudal DF-21D dan DF-26.

Sebagaimana diketahui, China mengklaim 80% LCS atau 2.000 km area merupakan bagian negaranya dengan konsep Sembilan Garis Imajiner. AS berpatroli di kawasan dengan alasan menjaga kebebasan aktivitas di perairan itu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Laut China Selatan Panas, China 'Serang' AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular