Hati-hati! Indonesia Bisa Terjebak di Middle Income Trap

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
07 July 2020 19:52
Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). (Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). (Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Awal bulan lalu, Bank Dunia telah menaikkan peringkat Indonesia menjadi upper middle income atau negara berpendapatan menengah ke atas. Kenaikan ini dari sebelumnya Indonesia sebagai lower middle income atau negara berpendapatan menengah ke bawah.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan, Indonesia tidak boleh langsung senang dengan hal ini. Sebab, ini justru menjadi tantangan agar Indonesia tidak terjebak lama dalam zona upper middle income.

Menurutnya, telah banyak negara yang menjadi upper middle income dan tidak pernah naik peringkat lagi menjadi high middle income. Bahkan ada negara yang selama 30 tahun terjebak menjadi upper middle income.

"Jadi upper middle belum tentu jadi high income. Banyak negara upper middle sampai 30 tahun. Artinya mereka middle income trap. Indonesia harus usaha agar tidak ada di kondisi middle income trap," ujarnya saat rapat dengan DPD RI, Selasa (7/7/2020).

Lanjutnya, selama ini tidak banyak juga negara yang bisa keluar dari negara upper middle income dan menjadi negara high income. Oleh karenanya, Indonesia harus berapa maksimal dengan mencontoh negara tersebut agar tidak terjebak di upper middle income.

"Hanya sedikit negara mampu melewati level middle income akhirnya jadi high income seperti Singapura, Korea Selatan. Itu exceptional bisa naik jadi high income country, bahkan Malaysia, Brazil, Tiongkok hingga Thailand masih belum lewat middle income," jelasnya.

Bendahara negara ini menilai, bahwa Indonesia harus melihat apa yang membuat negara tersebut bisa naik menjadi high income dan juga apa yang membuat negara tersebut terjebak di upper middle income. Melihat dari segala sisi seperti produksi, daya saing hingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

"Oleh karena itu harus melihat faktor pondasi yang menentukan produksi, daya saing dan kualitas SDM Indonesia. Produksi itu termasuk sebenarnya kualitas SDM, kualitas infrastruktur, dan kemampuan untuk adopsi dan inovasi," tegasnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kementerian Keuangan Ungkap Masalah Gender dan Ekonomi di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular