Internasional

Waduh, Fasilitas Nuklir Iran Kebakaran

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 July 2020 10:26
Ledakan di fasilitas militer iran (Dok. Twitter @2_ordu)
Foto: Ledakan di fasilitas militer iran (Dok. Twitter @2_ordu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fasilitas nuklir Natanz di Iran dikabarkan terbakar. Kebakaran yang terjadi pada pekan lalu dan menyebabkan kerusakan yang cukup signifikan pada pengembangan nuklir negara tersebut.

Hal ini dikatakan dapat seorang pejabat nuklir Iran pada Minggu (5/7/2020) sebagaimana dikutip CNBC International dai IRNA. Insiden disebut mungkin disebabkan oleh sabotase dunia maya dan berjanji akan membalasnya.



"Insiden ini dapat memperlambat pengembangan dan produksi sentrifugal canggih dalam jangka menengah," ujar juru bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi.

"Iran akan mengganti bangunan yang rusak dengan yang lebih besar yang memiliki peralatan lebih maju... Insiden itu telah menyebabkan kerusakan yang signifikan tetapi tidak ada korban."

Bersamaan dengan terjadinya insiden kebakaran, kantor berita negara IRNA sedang membahas kemungkinan sabotase oleh musuh, seperti Israel dan Amerika Serikat.

Pada 2010, virus komputer Stuxnet, yang diyakini telah dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Israel, ditemukan setelah digunakan untuk menyerang Natanz.

Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Natanz (FEP), situs pengayaan uranium utama Iran yang sebagian besar di bawah tanah, adalah salah satu dari beberapa fasilitas Iran yang dipantau oleh inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yakni pengawas nuklir AS.

IAEA mengatakan bahwa lokasi kebakaran tidak mengandung bahan nuklir dan tidak ada inspektur yang hadir pada saat itu.

Natanz adalah pusat dari program pengayaan Iran, yang menurut Teheran hanya untuk tujuan damai. Badan-badan intelijen Barat dan IAEA percaya bahwa mereka memiliki program senjata nuklir terkoordinasi yang diam-diam dihentikan pada tahun 2003.

Namun, Teheran menyangkal pernah mencari senjata nuklir. Iran juga setuju untuk menghentikan program nuklir dengan imbalan penghapusan sebagian besar sanksi internasional dalam kesepakatan yang dicapai antara Teheran dan enam kekuatan dunia pada 2015.



Tetapi Iran secara bertahap mengurangi komitmennya terhadap perjanjian tersebut sejak pemerintahan Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan pada 2018, dan menerapkan kembali dan mengintensifkan sanksi yang telah menghancurkan ekonomi Iran.

Kesepakatan itu hanya memungkinkan Iran untuk memperkaya uranium di fasilitas Natanz dengan lebih dari 5.000 sentrifugal generasi pertama IR-1, tetapi Iran telah memasang kaskade baru mesin sentrifugal canggih.

Israel sendiri mendukung kebijakan "tekanan maksimum" Trump di Teheran yang bertujuan untuk memaksanya menyetujui kesepakatan baru guna menetapkan batas yang lebih ketat pada kerja nuklirnya, mengekang program rudal balistik dan mengakhiri perang proksi regionalnya. 
Di sisi lain, Iran mengatakan tidak akan bernegosiasi selama sanksi tetap ada.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Fasilitas Nuklir Iran Meledak, Disebut Diserang Israel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular