
Timur Tengah Disebut Berada di Ambang Kritis, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kawasan Timur Tengah disebut berada di ambang kritis. Hal ini diutarakan Kepala WHO di di Timur Tengah, Ahmed al-Mandhari, dalam konferensi pers online.
Menurutnya, kawasan itu berada pada saat yang menentukan dalam "peperangan" melawan corona (Covid-19). Di mana, lonjakan kasus terus terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
"Kami berada di ambang kritis di wilayah kami," tegasnya dikutip CNA, Kamis (2/7/2020).
Menurut WHO, sejak Rabu kemarin, 22 negara dari Maroko hingga Pakistan telah mencatat 1.077.706 kasus virus corona baru dan 24.973 kematian. Ia menyebut ini 'sejarah' dan meminta negara-negara memperkuat sistem perawatan kesehatan.
"Jumlah kasus yang dilaporkan pada bulan Juni saja lebih tinggi dari jumlah total kasus yang dilaporkan selama empat bulan setelah kasus yang dilaporkan pertama di wilayah itu pada tanggal 29 Januari," jelasnya.
Menurutnya, ini bisa disebabkan meningkatnya pengujian. Namun bisa jadi karena pelonggaran lockdown dan juga lemahnya sistem infrastruktur kesehatan.
Lebih dari 80% dari semua kematian di wilayah itu dilaporkan di lima negara. Yakni Mesir, Iran, Irak, Pakistan dan Arab Saudi.
Tepi Barat juga dilanda lonjakan tajam dalam kasus infeksi, di mana Otoritas Palestina pada hari Rabu mengumumkan lockdown lima hari di seluruh wilayah. Total infeksi virus corona yang dikonfirmasi di wilayah itu meningkat lebih dari dua kali lipat dalam seminggu menjadi 2.636 setelah pelonggaran pembatasan sebelumnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raja Salman Ungkap Prioritas untuk Kawasan Teluk, Apa Saja?