
Rapat Tertutup Panja Listrik di Komisi VII, Ini Hasilnya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi VII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panja Lisrik hari ini, Kamis, (02/07/2020). Rapat bersama dengan Dirjen Ketenagalistrikan, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM RI, dan Dirut PT PLN (Persero) berlangsung tertutup.
Beberapa hal yang dijadwalkan dibahas di antaranya, pertama, kondisi neraca kelistrikan saat ini (supply dan demand). Kedua, pencapaian bauran energi terbarukan pada program 35.000MW. Ketiga, pencapaian bauran energi seluruh pembangkit iistrik eksisting.
Keempat, evaluasi pembangkit berbasis energi terbarukan yang terbengkalai. Dan terakhir proyek-proyek pembangkit yang mangkrak. Wakil Ketua Komisi VII Ramson Siagian mengatakan rapat yang digelar hari ini sebagai rapat "Panja Listrik" Fungsi Pengawasan.
"Baru memulai rapat pertama untuk mendengarkan jawaban umum pertanyaan yang disampaikan Panja secara tertulis terkait berbagai hal masalah ketenagalistrikan serta penyebab masih lambatnya penyesuaian target EBT untuk pembangkit pembangkit listrik," ungkapnya saat dihubungi, Kamis, (02/07/2020).
Tapi, imbuhnya, terakhir mendengarkan konfirmasi penjelasan Direktur Utama PT PLN (Persero) terkait utang yang dimiliki. "Telah dijelaskan oleh Dirut PLN ke publik hal utang PLN sebesar Rp 500 triliun," paparnya.
Dalam rapat ia sebut, Dirut PLN Zulkifli Zaini menyampaikan masalah keuangan akan berjalan lancar jika utang pemerintah segera dibayar. Seperti diketahui, PLN menyampaikan jika pemerintah sudah berencana bakal membayar utang kompensasi sebesar Rp 45,42 triliun pada bulan depan (bulan ini).
"PLN akan lancar jika "Kompensasi Pendapatan PLN" sebesar Rp 45 triliun yang bagian dari "Program Pemulihan Ekonomi Nasional " dan telah menjadi opini publik tersebut dapat direalisasikan oleh Pemerintah," jelas Ramson.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan belum mau bicara banyak soal pengalokasian pembayaran utang yang bakal diterima PLN. "Kalau kita bicara, oh ini uang Rp 45 triliun dibayar ke sini ke sini. Itu namanya berandai-andai. Jadi lebih baik kita sampaikan responnya pada saat diterima kami akan cerita," ungkapnya saat ditemui di Komisi VI, Kamis, (25/06/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan jika utang pemerintah sudah dibayarkan itu akan sangat membantu operasional PLN saat ini sampai dengan akhir tahun. Karena ini adalah biaya yang sudah seharunya dibayar di tahun-tahun lalu.
"Insyallah bulan depan, insyallah bulan Juli dan kita semua berharap bahwa nanti bulan Juli itu akan terima pembayaran dan pembayaran itu akan sangat membantu operasional PLN. 2018 itu cashflow 2018, 2019 itu juga demikian, ini sesuatu yang akan baik sekali untuk kondisi PLN di 2020 apabila bisa dibayar di bulan Juli," tegasnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Solusi Lonjakan Tarif Listrik