Internasional

Tegang ke China, Australia Alokasi Rp 2.275 T Buat Militer

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
01 July 2020 15:08
Scott Morrison (AP Photos/Rod McGuirk, File)
Foto: Scott Morrison (AP Photos/Rod McGuirk, File)

Jakarta, CNBC IndonesiaAustralia mengumumkan strategi pertahanan baru pada Rabu (1/7/2020). Di mana itu termasuk meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh dan juga perang cyber-nya.

Untuk mewujudkan peningkatan tersebut, Perdana Menteri Scott Morrison telah mengalokasikan Aus$ 270 miliar (US$ 185 miliar) atau setara sekitar RP 2.775 triliun, dengan estimasi kurs RP 15.000 per dolar Amerika. Jumlah itu naik hampir 40% dibandingkan alokasi dana pertahanan sebelumnya.

Morrison mengatakan pasukan pertahanan akan secara signifikan mengubah fokusnya untuk memproyeksikan kekuatan militer di seluruh Indo-Pasifik.

Langkah itu diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan Australia dengan China beberapa waktu terakhir.

"Kita harus menghadapi kenyataan bahwa kita telah pindah ke era strategis yang baru dan tidak berbahaya," kata Morrison dalam pidato kebijakan utama, sebagaimana dilaporkan AFP, Rabu.

"Bahkan ketika kita menatap pandemi COVID-19 di dalam negeri, kita juga perlu mempersiapkan dunia pasca-COVID-19 yang lebih miskin, yang lebih berbahaya dan yang lebih tidak teratur."

Pemerintah Australia telah berkomitmen untuk menghabiskan setidaknya 2% dari produk domestik bruto (PDB) untuk pertahanan. Itu diumumkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuntut sekutu AS, termasuk Australia, untuk meningkatkan pertahanan mereka.

Australia telah berperang bersama Amerika Serikat dalam setiap perang besar abad terakhir, seringkali di daerah yang jauh dari pantainya.

Menurut laporan, dana pertahanan itu akan dihabiskan untuk berbagai hal, utamanya membeli senjata dan juga drone. Selain itu, mereka juga tertarik pada senjata energi hipersonik dan langsung seperti laser.

"Sebagai bagian dari poros strategis, Angkatan Pertahanan Australia akan fokus pada pembangunan kemampuan pencegahan yang lebih kuat untuk meningkatkan biaya bagi setiap calon penyerang dan berkonsentrasi pada wilayah langsung atas operasi lebih jauh," katanya.

Pengumuman ini menandai perubahan signifikan dalam postur pertahanan Australia dan secara luas banyak dipandang sebagai upaya untuk melawan pengaruh China yang berkembang di wilayah tersebut.

Sebelumnya di sisi lain, China telah secara resmi mengumumkan rencana untuk menghabiskan US$ 178 miliar untuk pertahanan pada tahun 2020 saja.

Hubungan China dan Australia telah memburuk pasca Australia mengatakan ingin melakukan penyelidikan independen soal asal-usul virus corona (COVID-19) yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada Desember lalu.

Pasca pengumuman rencana penyelidikan Australia, China telah meluncurkan sejumlah serangan pada negara itu. Mulai dari menaikkan tarif pada gandum Australia, menghentikan impor daging dari pemasok negara itu hingga mengimbau warga dan pelajarnya untuk tidak mengunjungi Australia.

Baru-baru ini, China juga telah menjatuhkan hukuman mati pada seorang warga negara Australia karena terlibat kasus perdagangan narkoba.


(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Ngamuk, Boikot Produk Australia, Perang Dagang Baru?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular