Brebes Vs Batang, Berebut Relokasi Pabrik-Pabrik AS di China
Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek pengembangan kawasan industri di Brebes mengalami kendala pembebasan lahan dalam beberapa waktu terakhir. Menteri Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan indikasi akan dipindahkannya kawasan industri tersebut ke wilayah Batang, Jawa Tengah.
Pengelola kawasan industri Brebes (KIB) yakni BUMN PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (PT. KIW) tidak menampik adanya dinamika informasi tersebut. Namun, hingga kini KIB masih ditunjuk sebagai area kawasan industri anyar di proyek strategi nasional (PSN).
"Dari sisi ketentuan Perpres No. 79 tahun 2019 dan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020-2024 masih cantumkan KIB. Sampai sekarang masih dapat penugasan Brebes. Terkait dinamika belakangan, prinsipnya nunggu arahan lebih lanjut pemerintah," kata Direktur Operasional PT KIW Ahmad Fauzie Nur kepada CNBC Indonesia, Senin (29/6).
Dengan adanya indikasi pemindahan kawasan industri dari Brebes ke Batang, maka harus ada regulasi anyar yang menentukan pengelola kawasannya. Namun, tidak menutup kemungkinan perusahaan pelat merah tersebut yang akan kembali mengelola, mengingat masa tugasnya juga baru sekitar enam bulan.
"Begitu Perpres muncul di November, sebulan kemudian di Desember 2019 ditugaskan, sejak awal Januari 2020 kita langsung jalan. Dilihat dari core bisnis PT. KIW jelas kawasan industri. Kalau pemerintah menugaskan di lokasi baru, Batang atau dimana kami siap laksanakan," sebut Fauzie.
Ia bilang langkah cepat memang harus dijalankan oleh pemerintah, karena keluarnya banyak pabrik Amerika Serikat dari China tidak bisa menunggu kesiapan industri dalam negeri.
Yang jadi kekhawatiran adalah investor tersebut pindah haluan dan lebih memilih negara lain. Seperti beberapa waktu lalu, pabrik AS banyak membelot ke Vietnam, namun tidak satu pun datang ke Indonesia.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membuka tabir kekesalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pengadaan lahan untuk perusahaan Amerika Serikat (AS) di Batang. Menurut Basuki, Presiden Jokowi kesal lantaran PTPN IX susah memberikan lahan sekitar 4.000 hektar, dari jutaan hektar yang dikelolanya.
Basuki menceritakan, lahan seluas 4.000 hektar ini nantinya akan dimanfaatkan untuk menampung investor Amerika Serikat (AS) yang angkat kaki dari China.
"Pak Presiden marah-marah ini PTPN punya jutaan hektar minta 4.000 saja ewel, kita kalah bersaing, ini kan saling bersaing memberikan service," kata Basuki dalam video conference, Sabtu (27/6/2020).
Menurut Basuki, saat ini pemerintah sedang melakukan clearing lahan seluas 4.000 hektar tersebut. Diharapkan, lahan yang disediakan ini bisa menjadi labuan para investor yang ingin hengkang dari China.
"Kita siapkan 4.000 hektare di Batang, kawasan industri karena mau ada pindahan dari Tiongkok itu kan, yang kemarin kita nggak dapat apa-apa, sekarang kita siapkan 4.000 hektare di Batang di tanah PTPN IX," ungkapnya.
[Gambas:Video CNBC]
Jokowi Happy, Akhirnya Ada Relokasi Pabrik China Cs ke RI
(hoi/hoi)