Suram! IMF Ramal Ekonomi RI 2020 Bisa Minus

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
25 June 2020 12:31
Pengibaran Bendera Merah Putih Sepanjang 200 Meter di Silang Patung Kuda, 20 Oktober 2019 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pengibaran Bendera Merah Putih Sepanjang 200 Meter di Silang Patung Kuda, 20 Oktober 2019 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sebagai negara berkembang, Indonesia juga tak dapat lepas dari dampak pandemi Covid-19. Ekonomi RI juga 'sakit' karena terjangkit Covid-19. Sejak dua kasus pertama dilaporkan pada awal Maret lalu, kinerja perekonomian Tanah Air langsung anjlok.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan PDB RI pada kuartal pertama hanya sebesar 2,97% (yoy). Penyebabnya adalah penurunan laju konsumsi masyarakat yang jadi penopang utama ekonomi domestik. 

Angka 2,97% jelas sangat mengecewakan lantaran jauh di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 4,3%. Artinya ada perbedaan sebesar 1,33 poin persentase.

Namun itu ketika pembatasan mobilitas publik belum diberlakukan. Awal April Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diterapkan di berbagai wilayah di Tanah Air. DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang menerapkan kebijakan tersebut.

Ketika jumlah kasus terus melonjak dan semua provinsi di Tanah Air telah terinfeksi, PSBB makin digalakkan. Pembatasan mobilitas ini telah menimbulkan berbagai konsekuensi. 

Optimisme konsumen yang turun menjadi pesimis membuat penjualan ritel mengalami kontraksi yang dalam, inflasi juga tercatat rendah padahal ada momentum puasa Ramadan dan hari raya Idul Fitri yang biasanya mendongkrak konsumsi.

Banyak pengusaha yang mulai ambil langkah efisiensi mulai dari mengerem ekspansi dengan memangkas belanja modal hingga merumahkan dan PHK karyawannya, pendapatan masyarakat turun, daya beli akhirnya tergerus. Penjualan barang tahan lama (durable goods) seperti kendaraan roda empat terkontraksi hampir 100%.

PSBB RI juga bertepatan dengan lockdown secara global, alhasil permintaan global melemah dan kegiatan perdagangan terkontraksi. Ekspor dan Impor RI anjlok signifikan. 

Melihat kondisi ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memandang perekonomian Indonesia bakal terkontraksi pada kuartal II-2020 sebesar minus 3,1%.

Berbagai lembaga baik dari dalam dan luar negeri juga turut memberikan proyeksinya terhadap perekonomian domestik untuk tahun 2020. Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter Tanah Air memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 berada di rentang 0,9% - 1,9%. 

Sementara itu Bank Dunia lebih pesimis dibanding BI. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI pada 2020 tidak tumbuh sama sekali atau dengan laju nol persen. 

Namun yang paling optimis adalah IMF. Lembaga ini memproyeksi pertumbuhan ekonomi RI minus 0,3%. Padahal April lalu IMF masih optimis memandang ekonomi RI masih dapat tumbuh 1,5%. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular