Never Give Up! Sinyal Kebangkitan Ekonomi Makin Kuat

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 June 2020 12:21
Pabrik Mobil VW
Ilustrasi Pabrik Mobil (REUTERS/Fabian Bimmer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas manufaktur di sejumlah negara diperkirakan meningkat pada bulan ini, seiring pelonggaran kebijakan pembatasan sosial (social distancing) yang membuat masyarakat bisa kembali beraktivitas. Namun dengan ancaman gelombang serangan kedua virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), apakah perbaikan ini bisa bertahan lama?

Aktivitas manufaktur biasanya dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI). Kala angkanya di atas 50, berarti dunia usaha optimistis dan siap melakukan ekspansi.

Kemarin, ada rilis data pembacaan awal PMI untuk periode Juni. Meski kebanyakan masih di bawah 50, yang berarti masih ada kontraksi, tetapi membaik dibandingkan Mei. Bukan itu saja, seluruhnya juga lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics.

Data ini memberi harapan bahwa ekonomi bisa pulih pada semester II-2020. Asal tidak ada gelombang serang kedua virus corona yang membuat aktivitas masyarakat kembali 'dikunci' dengan pembatasan sosial, maka pemulihan akan berlangsung dalam tempo relatif cepat.

Dalam proyeksi terbarunya, Bank Dunia memperkirakan ekonomi dunia akan terkontraksi (tumbuh negatif) -5,2% pada 2020. Namun pada 2021, ekonomi bakal tumbuh 4,2%.

"Resesi yang terjadi saat ini kami perkirakan hanya berlangsung selama satu tahun, ekonomi akan kembali tumbuh pada 2021. Berdasarkan pengalaman resesi-resesi sebelumnya, resesi memang hanya berpengaruh selama setahun," sebut laporan Bank Dunia.

Namun, pemulihan ekonomi ini punya syarat dan ketentuan yang berlaku. Hanya satu syaratnya, tidak ada gelombang serangan kedua virus corona.

"Risiko utama dari proyeksi kami adalah seberapa lama pandemi ini berlangsung. Apalagi di beberapa negara, risiko gelombang serangan kedua adalah kemungkinan yang nyata," tulis laporan Bank Dunia.

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia berdasarkan dua skenario, yaitu hanya ada satu serangan dan dua serangan. Keduanya sangat memprihatinkan, tetapi skenario dua serangan lebih kacau lagi.

"Upaya pencegahan penularan virus corona oleh pemerintah di berbagai negara memang ampuh dalam menurunkan penyebaran dan korban jiwa. Namun berdampak pula terhadap bekunya aktivitas usaha, memperlebar ketimpangan, mengganggu proses pendidikan, dan menurunkan keyakinan terhadap masa depan.

"Sering dengan pelonggaran restriksi, jalan menuju pemulihan ekonomi masih diliputi ketidakpastian dan rentan terhadap gelombang serangan kedua infeksi virus corona. Dengan atau tanpa gelombang serangan kedua, konsekuensinya akan tetap besar dan lama," sebut riset OECD.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Gembira, Manufaktur RI Bangkit!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular