Serius! Ancaman Krisis Pangan Makin Nyata, Ini Buktinya

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
24 June 2020 13:15
Bawang putih di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur
Foto: Bawang Putih di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Indonesia memang tak bisa memenuhi sendiri kebutuhan pangannya. Beberapa komoditas pangan strategis Indonesia masih bertumpu pada impor. Namun yang menjadi permasalahan adalah negara eksportir produk agrikultur ke RI adalah China yang paling awal terjangkit wabah.

Indonesia mengimpor komoditas pangan strategis berupa bawang putih dari Negeri Tirai Bambu. Nilai impor agrikultur Indonesia dari China mencapai US$ 1,9 miliar pada 2018. China menjadi negara eksportir produk agrikultur terbesar keempat bagi Indonesia.

Dari total US$ 1,9 miliar impor produk pertanian RI dari China, impor bawang putih Indonesia dari China nilainya sebesar US$ 493,8 juta atau lebih dari 22%. Rata-rata konsumsi bawang putih Indonesia per tahunnya mencapai 500 ribu ton.

Laporan World Food Programme (WFP) menyebutkan bahwa pada 2018 dan 2019, impor bawang putih Tanah Air dari China proporsinya mencapai 99,6% dan 100%. Saat wabah Covid-19 merebak di Negeri Panda, lockdown diterapkan dan membuat rantai pasok mengalami gangguan.

Ketika rantai pasok China terganggu maka dampaknya juga terasa di Indonesia. Selain rantai pasoknya yang terdisrupsi masalah keamanan produk bawang putih asal China juga sempat menjadi isu yang disorot oleh banyak pihak.

Impor bawang putih pun menjadi terhambat. Stok bawang putih di pasaran menjadi menipis dan harga bawang putih melejit 35,64% pada Desember-April lalu. Harga bawang putih sempat dibanderol Rp 43.200/Kg. Kenaikan harga bawang putih berkontribusi besar terhadap inflasi beberapa bulan lalu.

Masalah impor juga dialami oleh komoditas lain seperti gula. Stok gula di pasaran menipis dan harga melonjak tajam. Meski harga gula pasir sudah menurun, tetapi harga masih jauh berada di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah Rp 12.500/Kg.

Saat ini harga 1 Kg gula pasir lokal masih dibanderol Rp 15.000/kg di berbagai pasar tradisional dalam negeri.

Isu penurunan suplai juga dialami oleh komoditas bawang merah. Kali ini penyebabnya bukan hanya wabah, tetapi juga faktor musim. Banjir yang merendam kawasan pertanian bawang merah di Brebes awal tahun ini membuat produksi menurun dan stok mengalami penipisan. Alhasil harganya naik tinggi.

Bahkan hingga 4 Juni lalu, harga bawang merah di pasaran tradisional nyaris menyentuh Rp 60.000/Kg.

Carut marut tata niaga di dalam negeri juga menjadi faktor yang harus diwaspadai karena dapat memperparah kondisi jika krisis pangan terjadi. Pada akhirnya Indonesia memang rentan terkena krisis pangan jika berkaca pada ancaman penurunan produksi, ketergantungan impor hingga masih buruknya tata niaga RI.

Ketika pasokan terancam menipis, harganya menjadi melonjak. Padahal di tengah badai pandemi pendapatan masyarakat cenderung tergerus. Jika krisis pangan terjadi rakyat akan menjadi semakin tercekik.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular