
Serius! Ancaman Krisis Pangan Makin Nyata, Ini Buktinya

Krisis pangan benar-benar menjadi ancaman serius bagi banyak negara terutama Indonesia. Ada beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya krisis pangan di Tanah Air seperti penurunan tenaga kerja di sektor pertanian, penurunan output hingga disrupsi transportasi dan logistik.
Dengan adanya pembatasan sosial yang masif yang terjadi di seluruh negeri, banyak orang harus 'terkurung' di dalam rumah dan mengerjakan seluruh aktivitasnya secara remote.
Namun sayangnya tidak semua pekerjaan dapat dilakukan dari rumah. Sektor pertanian menjadi salah satu contohnya. Memang awalnya di pedesaan jumlah kasus infeksi Covid-19 tidak sebanyak di daerah urban.
Namun dengan banyaknya karyawan yang dirumahkan dan terkena PHK di kota-kota besar seperti DKI Jakarta membuat mereka kehilangan mata pekerjaan dan memilih untuk pulang kampung.
Kondisi ini jelas sangat berisiko terutama dalam hal menyebabkan laju penyebaran wabah Covid-19 yang berpotensi meningkat di kampung halaman masing-masing. Pada akhirnya wabah menjadi semakin meluas dan pembatasan pun semakin digalakkan.
Menurut Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) akibat pandemi Covid-19 jumlah tenaga kerja di sektor pertanian RI diperkirakan akan mengalami kontraksi 4,87% tahun ini.
Bayangkan saja jika jumlah pekerja yang sangat tergantung pada periode musiman ini harus terkontraksi. Padahal jumlah tenaga kerja di sektor pertanian dalam negeri menyumbang angka yang paling besar dibandingkan dengan sektor lainnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja di sektor pertanian RI pada Februari 2020 proporsinya nyaris mencapai 30% sendiri.
Ketika jumlah tenaga kerjanya mengalami penurunan maka dampaknya juga akan dirasakan dari sisi output. CIPS memperkirakan suplai agrikultur domestik akan terkontraksi sebesar 6,2% tahun ini. Turunnya angka tenaga kerja di sektor pertanian membuat pendapatan masyarakat Indonesia ikut terganggu. Daya beli masyarakat Tanah Air pun tergerus.
(twg/twg)