Kalau China Saja Bisa Resesi, Apalagi RI...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 June 2020 12:21
Petugas mengenakan pakaian pelindung saat mereka menunggu warga yang tinggal di sekitar pasar grosir Xinfadi untuk mendapatkan tes asam nukleat di sebuah stadion di Beijing, Minggu (14/6/2020). (AP Photo/Andy Wong)
Foto: Petugas mengenakan pakaian pelindung saat mereka menunggu warga yang tinggal di sekitar pasar grosir Xinfadi untuk mendapatkan tes asam nukleat di sebuah stadion di Beijing, Minggu (14/6/2020). (AP Photo/Andy Wong)

Paling mencolok tentu China, negara yang pernah memukau dunia dengan pertumbuhan ekonomi dua digit beberapa tahun lalu. Negara yang mampu bertahan dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi tinggi saat dunia dilanda krisis keuangan global 2008-2009.

Kini China merana. Negeri Tirai Bambu adalah ground zero penyebaran virus corona, sehingga menjadi yang paling awal merasakan dampaknya.

Pada kuartal I-2020, ekonomi China terkontraksi -6.8%. Ini menjadi kontraksi terparah sejak 1992, saat kali pertama China mencatatkan data pertumbuhan ekonomi secara tahunan.

Pada kuartal II-2020, banyak pihak yang menilai China bakal bangkit dan kembali membukukan pertumbuhan ekonomi positif. Ini karena China menjadi negara paling awal pulih dari pandemi virus corona dan menerapkan kehidupan normal baru (new normal).

Namun ada pula yang tidak seoptimistis itu. Dalam laporan terbarunya, China Beige Book menyebutkan situasi di Negeri Panda tidak seindah yang dibayangkan.

China Beige Book membuat laporan berkala yang merangkum situasi ekonomi terkini berdasarkan hasil wawancara dengan dunia usaha. Laporan terbaru melibatkan 3.304 responden selama periode pertengahan Mei hingga akhir Juni. Hasilnya tidak terlalu menggembirakan.

Dunia usaha menilai keuntungan, belanja modal, dan penjualan ritel pada kuartal II-2020 hanya sedikit membaik dibandingkan kuartal sebelumnya. Meski suku bunga kredit perbankan sudah turun, tetapi belum merangsang dunia usaha untuk mengakses pembiayaan dan melakukan ekspansi.

"Perbaikan bukan berarti mencapai level yang sama seperti dulu. Sampai permintaan dunia pulih, hanya akan terjadi perbaikan kecil dari kuartal ke kuartal sehingga ekonomi China akan mengalami kontraksi untuk keseluruhan 2020," sebut laporan China Beige Book.

Sudah jelas bahwa China bukan tidak mungkin mengalami resesi tahun ini. Kalau China saja bisa resesi, maka nasib negara-negara lain juga bakal serupa. Termasuk Indonesia.

(aji/aji)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular