
Luhut, Prabowo & Mineral Berharga Bernama Rare Earth

Logam tanah jarang atau rare earth ini memang akhir-akhir ini menjadi komoditas tambang yang sering dibahas. Tak hanya Prabowo dan Luhut, sebelumnya logam tanah jarang ramai sejak China berencana menjadikan komoditas tersebut sebagai senjata untuk menghadapi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Logam tanah jarang atau rare earth element (REE) merupakan elemen yang memiliki banyak fungsi dan potensi untuk berbagai industri hilir. Meski namanya logam tanah jarang, tetapi keberadaannya relatif melimpah di kerak bumi.
Dikutip dari laporan Statista, logam tanah jarang merupakan komponen penting dalam produksi microchip, barang elektronik, dan motor listrik, dan hampir secara eksklusif bersumber dari China.
Sampai dengan saat ini, China menjadi salah satu produsen terbesar REE di dunia. Pada 2019 produksi China mencapai 132.000 metrik ton atau setara dengan 61,9% dari total produksi 10 negara dengan output (produksi) terbanyak di dunia.
China juga memiliki cadangan rare earth terbesar, tetapi Negeri Tirai Bambu tersebut tidak sendiri, karena masih ada Brasil, Vietnam, dan Rusia juga memiliki banyak (sebagian besar) potensi yang belum dimanfaatkan di sektor ini.
Berdasarkan data yang dipaparkan Statista, cadangan rare earth yang diketahui di China sebesar 44 juta ton, Brasil dan Vietnam sebesar 22 juta ton, Rusia 12 juta ton, dan AS 1,4 juta ton
Hingga tahun 2018, REE telah digunakan untuk magnet, katalis, hingga baterai. REE paling banyak digunakan untuk pembuatan magnet serta katalis. Katalis merupakan suatu zat yang berfungsi untuk mempercepat suatu reaksi kimia tertentu.
Mengacu pada kajian U.S. Congressional Research Services, masing-masing dari 17 elemen REE memiliki fungsi yang beragam. Ada yang fungsinya sama ada pula yang penggunaan akhirnya berbeda.
Namun secara umum REE juga digunakan untuk membuat campuran logam, magnet hingga komponen dari berbagai gadget yang ada sekarang seperti smartphone hingga layar pada komputer atau laptop.
Meski tak termasuk ke dalam 10 produsen terbesar, bukan berarti Indonesia tak memiliki REE. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam juga memiliki REE yang banyak ditemukan di Pulau Timah dan Kalimantan.
Menurut studi A.D Handoko dan E Sanjaya yang dipublikasikan dalam IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 2018, jenis REE yang banyak ditemui di Indonesia adalah monazite, zircon dan xenotime yang biasanya tercampur dengan deposit timah dan emas.
Jenis monazite juga ditemukan di Kalimantan. Monazite merupakan mineral yang di dalamnya terdapat campuran elemen Cerium (Ce), Lanthanum (La), Neodymium (Nd) dan Thorium (Th).
Artinya jika REE tersebut diekstrak dari perut bumi, maka logam tersebut bisa digunakan untuk membangun industri hilir Tanah Air mulai dari elektronik, migas, kendaraan listrik bahkan industri pertahanan mengingat aplikasinya banyak digunakan untuk membuat material aloy.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
