
Miris! Rare Earth RI Rebutan Dunia, Harga Diatur Singapura

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan terang-terangan soal potensi besar rare earth atau unsur tanah jarang yang dimiliki Indonesia. Sayangnya, potensi yang besar itu masih dinikmati oleh banyak negara, bahkan harganya dikendalikan oleh Singapura.
Luhut saat menjadi pembicara dalam webinar bertajuk "Peran Aktif Pemerintah Daerah dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia" Selasa (23/6/2020), sempat menanggapu Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan berbicara soal hilirisasi timah.
"Nah rare earth itu sekarang bisa diekstrak dari timah. Nah rare earth ini sekarang jadi incaran dunia," kata Luhut.
Sebelumnya Luhut, blak-blakan bahwa rare earth merupakan salah satu komponen penting untuk pembuatan senjata. Namun, harga logam itu ditentukan di Singapura.
"Kenapa harga rare earth mesti ditentukan di Singapura? Kenapa tidak di kita. Singapura udara saja dia impor, kita relakan itu," imbuhnya.
Luhut bukan kali ini saja mengungkap potensi rare earth. Sebelumnya, dia bahkan menggebu-gebu ketika bicara mengenai hilirisasi mineral di Indonesia, di gedung DPR RI, Senin (9/9/2019).
Dia membeberkan, sepanjang sejarah negeri ini tidak memiliki peta rantai pasokan yang jelas untuk tambang mineral. Banyak komoditas diekspor secara mentah tanpa mendapat nilai tambah.
Padahal, menurut Luhut, jika komoditas mentah tersebut diolah mulai dari bijih mentah sampai nanti barang jadi setelah dari smelter, akan ada nilai tambah yang menghasilkan banyak keuntungan.
Saat itu, Luhut juga sempat memberi perbandingan. Ia menyebut ekspor timah mentah menghasilkan uang US$ 350 juta. Sementara, lanjutnya, dengan hilirisasi bisa datangkan lebih banyak untuk komoditas serupa yakni mencapai US$ 5,8 miliar.
"Itu hanya ekspor saja bawa itu tanah yang isinya timah, dan satu ton tanah itu belum tentu dapat 1 kilogram timah. Jadi berapa juta ton sudah berpuluh-puluh tahun kita ekspor?"
Dengan membangun smelter, Ia meyakini pemerintah akan punya peran untuk menentukan harga. Sehingga tak cuma diatur oleh negara yang punya smelter, "Bangun smelter itu kan cuma 2 tahun, ini sudah lebih dari 2 tahun, apa yang terjadi, kenapa diulur-ulur?"
"Masa harga timah ditentukan di Singapura, kamu bangga nggak sebagai orang Indonesia? Masa tidak bisa bikin supply chain-nya itu juga," ceritanya.
Kebutuhan timah dunia tinggi, hampir semua telepon genggam misalnya berisi timah. "Kenapa tidak kita bikin di dalam negeri, sama dengan bauksit sama dengan alumina sama dengan apalagi itu semua."
Apalagi, tambahnya, di timah juga ditemukan rare earth di mana mineral ini sedang diburu oleh Amerika Serikat. "AS lagi kepusingan 7 keliling, karena rare earth China tidak mau diekspor," jelasnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat Luhut & Prabowo Bahas Rare Earth yang Jadi Rebutan Dunia