Internasional

China Larang Impor Ayam AS & Tutup Pepsi, Ada Apa?

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
22 June 2020 06:20
Workers put on protective suits as they wait for people living surrounding the Xinfadi wholesale market arrive to get a nucleic acid test at a stadium in Beijing, Sunday, June 14, 2020. China is reporting its highest daily total of coronavirus cases in two months after the capital's biggest wholesale food market was shut down following a resurgence in local infections. (AP Photo/Andy Wong)
Foto: Petugas mengenakan pakaian pelindung saat mereka menunggu warga yang tinggal di sekitar pasar grosir Xinfadi untuk mendapatkan tes asam nukleat di sebuah stadion di Beijing, Minggu (14/6/2020). (AP Photo/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - China melarang impor ayam dari produsen asal Amerika Serikat. Bukan hanya itu, Negeri Tirai Bambu juga memerintahkan satu pabrik Pepsi- minuman soda asal AS- tutup di Beijing.

Produsen ayam beku ternama asal AS, Tyson Foods menemukan Covid-19 dalam salah satu fasilitas produksi perusahaan. "Impor dihentikan sementara sedangkan produk yang sudah tiba akan disita," tulis Reuters mengutip Adiministrasi Umum Kepabeanan China, Minggu (21/6/2020).



Bukan hanya makanan asal AS, semua produk asal negara lain yang dianggap berisiko tinggi juga akan diperiksa. Termasuk Jerman yang sebelumnya mengumumkan adanya Covid-19 di sebuah rumah pemotongan hewan Toennies di Guetersloh.

Sementara itu, pabrik Pepsi di Beijing juga ditutup pascasejumlah karyawan dinyatakan positif. Setidaknya 87 orang yang berkontak dengan karyawan yang positif sudah dikarantina.

Sejak 11 Juni lalu hingga Minggu, China mencatat 220 kasus baru SARS-CoV-2. Para pasien terkait kluster baru Covid-19 di pasar Xinfadi.

Dari penelusuran pemerintah, Covid-19 ditemukan di papan potong salmon impor. Penyebaran ini membuat heboh China, karena pasar memasok 70% produk segar di Beijing dan sejumlah kota terdekat.



Akibatnya China melarang impor salmon asal Eropa. Negara ini juga melakukan satu juta tes untuk mendeteksi kasus.

Kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan wabah sudah dikendalikan. Tetapi Beijing masih akan melihat kasus-kasus baru.

China sebelumnya menjadi sumber awal munculnya Covid-19, tepatnya di kota Wuhan Provinsi Hubei. Saat ini China mencatat ada total 83.378 kasus di mana 4.634 orang meninggal.

Ditulis Worldometers, ada 8.954.749 orang terinfeksi corona. Sebanyak 467.469 orang meninggal dan 4.765.937 sembuh.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Apa dengan China? WHO Minta Investigasi Covid-19 Beijing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular