Internasional

Trump Keukeuh Mau Putus Hubungan Dagang, Apa Respons China?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 June 2020 17:32
Chinese and U.S. flags flutter near The Bund, before U.S. trade delegation meet their Chinese counterparts for talks in Shanghai, China July 30, 2019.  REUTERS/Aly Song
Foto: Bendera China dan AS (REUTERS / Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China memberikan respons atas keinginan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump yang ingin memutuskan hubungan dengan Negeri Tirai Bambu.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan jika keputusan AS untuk memutuskan hubungan dengan China tidak realistis atau bijak.

Zhao mengatakan hal tersebut setelah sehari sebelumnya, pada Kamis (18/6/2020), Trump menegaskan ancamannya untuk memutuskan hubungan dengan China.

Keinginan itu disampaikan Trump sehari setelah Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer berbicara di Kongres AS. Lighthizer menilai China sejauh ini sudah memenuhi persyaratan dan perjanjian "fase satu" guna meredakan perselisihan keduanya.

Trump melalui akun @realDonaldTrump itu tetap mempertahankan opsi kebijakan "decoupling" atau pemisahan antara ekonomi negara yang dulunya memiliki keterikatan yang kuat.

"Itu bukan kesalahan Duta Besar Lighthizer karena mungkin saya tidak menjelaskan," ujarnya sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (19/6/2020).

"Tetapi AS tentu saja mempertahankan opsi kebijakan, dalam berbagai kondisi, decoupling lengkap dari China," tegasnya.

Pada Mei lalu, Trump mengaku sudah tak tertarik lagi berbicara dengan Presiden Xi Jinping dan ingin memutus hubungan ekonomi kedua negara. Ia bahkan meminta stafnya menggodok khusus rencana pemindahan manufaktur AS dari China.

AS juga membuat UU yang akan mendepak perusahaan China dari Wall Street. Padahal kedua negara ini sempat menandatangani perjanjian Fase I perdamaian di Januari 2020, setelah kurang lebih dua tahun terjebak dalam perang dagang.

Sebelumnya, Lighthizer mengatakan di depan parlemen memisahkan ekonomi kedua negara raksasa itu mungkin agak mustahil. "Itu opsi dulu," katanya pada Rabu (17/6/2020) waktu setempat.

Sementara itu, dalam pertemuan hari Rabu di Hawai, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pejabat senior China Yang Jienci menegaskan kembali komitmen untuk meningkatkan pembelian barang AS.

Meski begitu, AS mendesak "timbal balik yang lebih baik" dari China. Salah satu Diplomat Senior AS David Stillwell mengatakan termasuk pengurangan perilaku China yang dicap AS agresif.

"Jika mereka datang ke meja dengan proposal yang masuk akal, AS jelas akan memperlakukannya secara wajar dan mencari cara untuk bekerja menuju hasil yang positif," katanya.

Hubungan AS dan China kini telah mencapai titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Ketegangan dimulai setelah penyakit Covid-19 yang berasal dari China mulai menghantam AS.

Trump dan pemerintahannya telah berulang kali menuduh China tidak transparan mengenai penyakit yang menjadi pandemi global tersebut.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Adu 'Otot' AS & China Tanamkan Investasi, RI Pilih Mana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular