Chevron Sanggupi Lanjut Bor di Rokan, Tapi Pakai Duit RI

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
09 June 2020 18:09
FILE PHOTO: The logo of Chevron is seen at the company's office in Caracas, Venezuela April 25, 2018. REUTERS/Marco Bello/File Photo
Foto: REUTERS/Marco Bello/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Blok Rokan merupakan salah satu tulang punggung lifting minyak RI. Kontrak Chevron Pacific Indonesia (CPI) akan habis pada Agustus 2021 kemudian akan dikelola oleh PT Pertamina (Persero). Belajar dari kasus Mahakam, di mana saat Pertamina ambil alih produksi turun banyak, transisi kali ini akan diupayakan agar produksi tidak anjlok.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Maritim dan Investasi (Marves) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan Chevron sudah bersedia invetasi di Blok Rokan sampai masa transisi. Sehingga produksi tidak terlalu anjlok.

"Jadi begini, kami belajar dari Mahakam, ketika Pertamina ambil alih dari Total. Ketika diambil alih produksi turun. Kita cegah itu dengan cara negosiasi dengan Chevron," ungkapnya dalam jumpa pers virtual, Selasa, (09/06/2020).

Lebih lanjut ia mengatakan rapat dengan Biro Hukum SKK Migas, dan Kementerian ESDM sudah hampir putus. Mestinya Kamis ada rapat tingkat Menteri untuk pengambilan keputusan.

"Chevron bisa drilling dan nanti costnya dicover sama pemerintah dalam bentuk cost recovery. Yang penting dalam dua tahun ini ada rig yang operasi," jelasnya.

Begitu nanti sudah ditandatangani maka Chevron akan operasikan 2-3 rig. Sampai dengan Agustus saat ditransisikan ke Pertamina akan dioperasikan 5 rig. "Sehingga produksi tidak turun terlalu dalam. Pertamina ambil alih produksi tingkatkan lagi," paparnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan harapannya agar Chevron tetap menjaga produksi di blok Rokan. Arifin menyebut jika ada hal-hal yang belum disepakati, pihaknya meminta agar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) bisa merespons turunnya produksi.

"Kalau memang ada hal yang belum tersepakati kita minta KKKS sekarang ini harus bisa merespon kekurangan produksi dan itu ada Kepmennya untuk bisa menjaga produksi," jelas Arifin.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengungkapkan dirinya gusar blok Rokan akan bernasib seperti blok Mahakam, produksinya ambles turun saat diambil alih Pertamina. Blok Mahakam diambil Pertamina dari Total pada Januari 2018 lalu.

Saat itu Pertamina telat masuk ke Blok Mahakam dan tak ada proses transisi, sehingga tak bisa mengejar angka produksi seperti sebelumnya."Jangan nanti ada tudingan Pertamina disalahkan kalau produksi blok Rokan turun," jelas Nicke.

[Gambas:Video CNBC]




(gus) Next Article Chevron Ogah Ngebor Lagi di Blok Minyak Raksasa RI, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular