Lagi Pandemi Covid-19, Amankah Makanan yang Kita Makan?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
03 June 2020 12:26
Suasana penerapan physical distancing di area tunggu online delivery order. Area tunggu ini diperuntukkan bagi pengemudi ojek online delivery order yang akan mengambil pesanan Food & Beverage di AEON Mall BSD City. 27/5/20. CNBC Indonesia/Tri Susilo.   


Di tengah pandemi COVID-19, layanan pesan-antar makanan telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi sebagian besar masyarakat. Untuk menjaga serta meningkatkan kepercayaan pelanggan, penerapan prosedur keamanan dan kebersihan makanan yang lebih ketat memainkan peranan yang penting.

Di saat masyarakat Indonesia tengah melaksanakan aturan untuk menjaga jarak fisik dengan tetap berkegiatan di rumah, seperti yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo, pengelola mall berkomitmen memberikan ruang tunggu khusus para driver ojek online dibagian sisi luar mall. 

Para driver ojek online juga menerapkan physical distancing dengan tidak berkumpul ditempat tunggu.  

Untuk pemesanan Food & Beverage  Delivery Online dibuka pukul 10.00 hingga 19.00 WIB. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pemesanan makanan online (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membuat aturan manajemen peredaran pangan dalam bentuk ebook agar peredaran makanan saat Pandemi Covid-19 tetap aman.

Direktur Pengawasan Pangan Olahan Resiko Sedang dan Rendah pada Deputi Pengawasan Pangan Olahan, BPOM, Emma Setyawati mengatakan Badan POM mengelola dan menjadikannya satu buku, tentang distribusi dan produksi pangan olahan yang bisa diakses dengan mudah.

"Bagaimana penanganan pangan agar aman. Badan POM tak mungkin sendiri. Ada produsen, distributor, jasa pengantaran. Memang banyak yang dilibatkan," ujarnya saat video conference di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (3/6/2020).

Dia mengatakan, meski telah dibuat dalam bentuk buku, ada hal yang dilakukan BPOM guna melakukan sosialisasi dengan berbagai pihak tersebut. Salah satunya dengan layanan pesan antar makanan seperti GoFood.


"Kalau produksi memastikan keamanan, gizi juga sesuai. Ada buku pedoman berlaku yang untuk sarana produksi distribusi dan pengantaran," tegasnya.

Bagi produksi makanan olahan, di dalam buku tersebut dijelaskan bagaimana agar sesuai dengan protokol kesehatan. Misalnya jangan berdesakan, pakai sarung tangan.

"Ketika mengantarkan juga, jangan bersentuhan dengan makanan. Ada kemasan tersier, sekunder primer," tuturnya.

Head of Go Food, Marsela Renata mengatakan GoFood selalu mengedepankan kebersihan dan kesehatan dalam setiap layanannya. Untuk layanan makanan ada enam protokol yang harus dipatuhi mitra GoFood.

"Penggunaan masker, desinfektan, pengecekan suhu tubuh, penggunaan segel makanan, harus ada sosial distance, ada stiker jaga jarak mitra dan kasir dan terakhir menyediakan tempat cuci tangan dan sabun cuci tangan," jelasnya.

Dia mengatakan terus memberikan himbauan untuk 6 protokol tersebut. Bahkan, GoFood melakukan langkah konkrit untuk memberikan keamanan bagi layanan yang diberikan.


"GoFood layanan on demand pertama yang menampilkan status suhu tubuh dan status kebersihan kendaraan di aplikasi. Kalau konsumen pesan, ketika driver on the way, mereka bisa lihat di bawah, ini sesuatu yang konkrit," pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]





(dob/dob) Next Article Mohon Maaf, Bali Belum Akan Terapkan The New Normal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular