Haji Batal & Umroh Setop, Agen Perjalanan Rugi Triliunan

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
02 June 2020 18:37
Umat Muslim mengelilingi Ka'bah, saat menjalani ibadah Umrah, di kota suci Muslim di Mekah, Arab Saudi, Senin, 24 Februari 2020. (Foto AP / Amr Nabil)AP/Amr Nabil(AP Photo/Amr Nabil)
Foto: Umat Muslim mengelilingi Ka'bah, saat menjalani ibadah Umrah, di kota suci Muslim di Mekah, Arab Saudi, Senin, 24 Februari 2020. (Foto AP / Amr Nabil)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis travel haji dan umrah harus gigit jari akibat keputusan pemerintah yang resmi meniadakan ibadah haji untuk tahun 2020 ini terkait pandemi covid-19. Dampaknya sangat luar biasa bagi pelaku usaha agen perjalanan terutama dari haji khusus.

Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Firman M Nur mengungkapkan kerugian mencapai triliunan rupiah.

"Kerugian cukup besar, di Amphuri kita punya 7.500 jamaah dari 17 ribu jamaah khusus itu. Karena secara umum pendapatan komponen terbesar dari haji dibanding umroh sebenarnya. Umroh cukup menjadi pendapatan operasional kantor lah. Kalo haji cukup memberi margin profit perusahaan. Dengan ngga ada ini (haji) nggak ada pemasukan sama sekali," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (2/6).

Firman memperkirakan kerugian yang mencapai Rp 1 triliun lebih saat umroh banyak dibatalkan. Untuk pembatalan haji, angkanya diperkirakan bisa lebih besar. Amphuri menangani kuota haji khusus yang bermodalkan biaya yang tidak sedikit.



"Lebih besar biaya haji, kan minimal angkanya 10 ribu US dolar, dikali 7.500 (orang) berarti 75 juta dolar kan (Rp 1 triliun lebih)," sebut Firman.

Itu baru dari satu asosiasi, sementara kuota haji khusus keseluruhan berjumlah 17.680 orang, sehingga masih ada Rp 1,5 triliun lainnya yang belum tergarap.

Sementara kuota haji reguler ada 203.320 orang, dengan nilai haji rata-rata sebesar Rp 35 juta, maka ada Rp 7,1 triliun dana yang tidak terealisasikan. Kemudian jika ditambah kuota haji furoda sekitar 3.000-4000 orang, maka total kerugian yang timbul mencapai sekitar Rp 10 triliun.

Akibatnya, Firman mengaku ada potensi PHK terhadap para pegawai di bisnis ini. Padahal, banyak pegawai yang sudah dirumahkan sejak akhir Februari lalu. Namun, Ia mengaku perusahaan tidak mendapat pemasukan semenjak Arab Saudi menutup akses ibadah umroh beberapa bulan lalu.

"Kita berharap teman-teman PHK bisa memahami dan survive, karena dari Februari kemarin kami ngga ada usaha. Dari sejak 27 Februari, umroh di stop. Sekarang berharap Syawal umroh atau tidak, bahkan haji dibatalkan. Berati ada 8-10 bulan kosong kegiatan. Cukup berat bagi kita," kata Firman.

Banyak Uang Nyangkut 

Firman M Nur mengatakan bakal membuat surat resmi terkait permintaan pengembalian dana deposit kepada rekanan di travel haji.

Selama ini, travel sudah bekerja sama dengan sejumlah pihak, di antaranya maskapai hingga hotel. Bahkan sudah ada sejumlah uang yang diberikan sebagai deposit. Ia meminta para rekanan tersebut bisa mengembalikan dana yang sudah dikeluarkan kepada travel. Pasalnya, pembatalan haji tahun ini sangat berdampak pada terganggunya arus kas perusahaan travel, sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Kita siapkan haji bukan baru-baru ini. Dari awal musim sudah kita lakukan, bahkan ada deposit hotel, deposit akomodasi transportasi, bus yang sudah dibooking. Kemudian ada sebagian yang deposit pesawat. Kita berharap semua pihak stakeholder yang jadi suplier dari fasilitas haji ibadah khusus, bisa arif kembalikan deposit tersebut untuk bagian (pegawai) PHK dalam melanjutkan kelangsungan hidupnya," katanya.

Saat ini, uang yang dibayarkan jemaah haji disimpan di Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Namun, bukan hanya dikelola, melainkan juga diinvestasikan sehingga ada dana bagi hasil kepada para jemaah selaku pemilik dana. Firman meminta pemerintah bisa memerhatikan nasib pegawai di bidang travel yang sudah terancam akan terkena PHK masal.

"Kami harapkan Kemenag dalam hal ini sebagai Kementerian yang bertanggung jawab terhadap semua kebijakan ini hendaknya melakukan terobosan-terobosan stimulus. Karena selama ini kami kumpulkan dana di BPKH. Tapi ada dana-dana stimulus dari setoran jamaah itu yang dibagi juga ke pegawai PHK untuk bantu mereka tetap exist dalam kondisi saat ini," kata Firman.

Apalagi, Ia menyebut para jemaah yang akan pergi haji sudah banyak yang menunaikan kewajiban pembayarannya. Untuk kuota haji khusus berjumlah 17.680 orang, pelunasannya sudah mendekati 100%.

"ONH khusus ini cukup lumayan tingkat pelunasannya karena bisa sampai 15 ribu. Cukup signifikan sekitar 70-80% dari kuota khusus terpenuhi dan sudah dilunasi jamaah haji khusus utk berangkat tahun ini," katanya.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Curhat Sahrul Gunawan Bisnisnya Goyang Gegara Haji Batal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular