
Dampak Covid-19
Curhat Sahrul Gunawan Bisnisnya Goyang Gegara Haji Batal
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
03 June 2020 17:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis travel haji dan umrah harus menerima kenyataan dengan keputusan Pemerintah yang membatalkan keberangkatan haji di tahun 2020 ini. Hal ini dirasakan oleh pengusaha Sahrul Gunawan.
Padahal, momen ini mulanya diharapkan penuh bisa menjadi pembangkit bagi kondisi keuangan para bisnis travel perjalanan. Sebab, selama 3 bulan terakhir tidak mendapat pemasukan akibat tertutupnya akses umroh oleh pemerintah Arab Saudi.
"Sebetulnya kami harapkan ada peluang haji berangkat. Karena Maret-April itu yang justru biasanya travel ada paket promo. Umroh plus Turki juga banyak menarik jamaah," sebut CEO AFI Tour Sahrul Gunawan, Rabu (3/6).
Isu pemberangkatan haji di tahun ini sebenarnya sudah ada sejak Pemerintah Arab Saudi melakukan pembenahan di sekitar Ka'bah. Pengusaha bidang travel menilai itu menjadi sinyal bahwa ibadah haji tahun ini benar-benar jadi. Apalagi, Pemerintah Arab Saudi belum memberikan pernyataan resmi terkait pembatalan haji hingga hari ini.
"Karena udah ada info dari Saudi, tenda dibersihkan, semua dipersiapkan. Wah berangkat nih lumayan. Mungkin kalau umroh belum ada kepastian, haji tahun ini bisa berangkat. Ada omset yg masuk. Namun nggak berangkat, qadarullah, kita terima aja," katanya.
Kondisi ini menjadi sangat sulit bagi pengusaha bisnis travel. Pasalnya, ketika tidak ada omset masuk, namun kewajiban operasional tetap harus berjalan, di antaranya pembayaran listrik, air dan termasuk karyawan.
"Karyawan gajian terus walaupun mereka ada di rumah. Walau ada istilah WFH, apa yang dikerjain juga? Sekarang mereka nggak ada yang bisa dikerjakan, dokumen segala macam, kan haji juga tidak berangkat," katanya.
Sehingga ada potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terpaksa harus diambil oleh bisnis travel. Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Firman M Nur.
Ia menyebut, saat ini banyak pegawai yang sudah berstatus dirumahkan sejak akhir Februari lalu. Namun, Ia mengaku perusahaan tidak mendapat pemasukan semenjak Arab Saudi menutup akses ibadah umroh beberapa bulan lalu.
"Kita berharap teman-teman PHK bisa memahami dan survive, karena dari Februari kemarin kami ngga ada usaha. Dari sejak 27 Februari, umroh di stop. Sekarang berharap Syawal umroh atau tidak, bahkan haji dibatalkan. Berati ada 8-10 bulan kosong kegiatan. Cukup berat bagi kita," kata Firman.
(hoi/hoi) Next Article Bagai Petir di Siang Bolong, RI Tak Dapat Kuota Haji 2021
Padahal, momen ini mulanya diharapkan penuh bisa menjadi pembangkit bagi kondisi keuangan para bisnis travel perjalanan. Sebab, selama 3 bulan terakhir tidak mendapat pemasukan akibat tertutupnya akses umroh oleh pemerintah Arab Saudi.
"Sebetulnya kami harapkan ada peluang haji berangkat. Karena Maret-April itu yang justru biasanya travel ada paket promo. Umroh plus Turki juga banyak menarik jamaah," sebut CEO AFI Tour Sahrul Gunawan, Rabu (3/6).
Isu pemberangkatan haji di tahun ini sebenarnya sudah ada sejak Pemerintah Arab Saudi melakukan pembenahan di sekitar Ka'bah. Pengusaha bidang travel menilai itu menjadi sinyal bahwa ibadah haji tahun ini benar-benar jadi. Apalagi, Pemerintah Arab Saudi belum memberikan pernyataan resmi terkait pembatalan haji hingga hari ini.
"Karena udah ada info dari Saudi, tenda dibersihkan, semua dipersiapkan. Wah berangkat nih lumayan. Mungkin kalau umroh belum ada kepastian, haji tahun ini bisa berangkat. Ada omset yg masuk. Namun nggak berangkat, qadarullah, kita terima aja," katanya.
Kondisi ini menjadi sangat sulit bagi pengusaha bisnis travel. Pasalnya, ketika tidak ada omset masuk, namun kewajiban operasional tetap harus berjalan, di antaranya pembayaran listrik, air dan termasuk karyawan.
"Karyawan gajian terus walaupun mereka ada di rumah. Walau ada istilah WFH, apa yang dikerjain juga? Sekarang mereka nggak ada yang bisa dikerjakan, dokumen segala macam, kan haji juga tidak berangkat," katanya.
Sehingga ada potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terpaksa harus diambil oleh bisnis travel. Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Firman M Nur.
Ia menyebut, saat ini banyak pegawai yang sudah berstatus dirumahkan sejak akhir Februari lalu. Namun, Ia mengaku perusahaan tidak mendapat pemasukan semenjak Arab Saudi menutup akses ibadah umroh beberapa bulan lalu.
"Kita berharap teman-teman PHK bisa memahami dan survive, karena dari Februari kemarin kami ngga ada usaha. Dari sejak 27 Februari, umroh di stop. Sekarang berharap Syawal umroh atau tidak, bahkan haji dibatalkan. Berati ada 8-10 bulan kosong kegiatan. Cukup berat bagi kita," kata Firman.
(hoi/hoi) Next Article Bagai Petir di Siang Bolong, RI Tak Dapat Kuota Haji 2021
Most Popular