Manufaktur RI Masih Lesu, Tapi Ada Pertanda Mulai Sembuh
02 June 2020 07:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas manufaktur Indonesia masih mengalami kontraksi pada Mei 2020. Namun ada perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Pada Selasa (2/6/2020), IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Mei adalah 28,6. Naik dibandingkan April yang sebesar 27,5.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Angka di bawah 50 berarti industri manufaktur masih terkontraksi, belum ada ekspansi.
Walau demikian, kontraksi industri manufaktur Tanah Air mulai menipis. Ini memberi harapan bahwa yang terburuk sepertinya sudah berlalu.
"Dengan pemerintah mempertimbangkan kembali membuka ekonomi secara bertahap mulai Juni, PMI mungkin akan naik pada bulan-bulan mendatang. Meskipun membutuhkan upaya yang lebih besar untuk memulihkan kerugian parah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir," kata Bernard Aw, Kepala Ekonom IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
(aji/aji)
Pada Selasa (2/6/2020), IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Mei adalah 28,6. Naik dibandingkan April yang sebesar 27,5.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Angka di bawah 50 berarti industri manufaktur masih terkontraksi, belum ada ekspansi.
Walau demikian, kontraksi industri manufaktur Tanah Air mulai menipis. Ini memberi harapan bahwa yang terburuk sepertinya sudah berlalu.
"Dengan pemerintah mempertimbangkan kembali membuka ekonomi secara bertahap mulai Juni, PMI mungkin akan naik pada bulan-bulan mendatang. Meskipun membutuhkan upaya yang lebih besar untuk memulihkan kerugian parah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir," kata Bernard Aw, Kepala Ekonom IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Artikel Selanjutnya
Tanda Kebangkitan Manufaktur RI Kian Terasa, Semangat!
(aji/aji)