Usai Pandemi, Segitiga Emas Jakarta Bakal Ditinggalkan?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
01 June 2020 06:54
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Kamis (20/9/2018). Lembaga riset properti Colliers International Indonesia dalam laporannya menyebutkan ada 500.000 ribu square meter lahan perkantoran baru yang siap disewakan di Jakarta hingga akhir 2018. Di mana 64% di antaranya berada di kawasan sentral bisnis atau Central Business Dictrict (CBD).Sayangnya, naiknya jumlah kantor tidak diikuti dengan kenaikan permintaan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Gedung (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Imbas pandemi Covid-19, sejumlah perkantoran sewa di kawasan strategis di Jakarta diprediksi bakal menjadi yang paling terkena dampak. Selain dapat tekanan harga sewa yang turun, para penyewa atau tenant kini mencari tempat perkantoran yang lebih miring harganya.

Salah satunya di kawasan segitiga emas. Yakni Sudirman-Kuningan-SCBD.



"Yang saya dengar dari teman-teman, mulai kurangi cost untuk menyewa, mungkin mereka akan pindah dari office segitiga (emas) ke jalur yang nggak terlalu mahal lah setidaknya," kata Ketua Umum DPD Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta Arvin F Iskandar kepada CNBC Indonesia akhir pekan.

"Ya, Sudirman-Kuningan-SCBD setelah pandemi akan banyak perbedaan menurut saya."



Menurutnya, di tengah masa pandemi virus Covid-19, perusahaan akan lebih selektif dalam mengeluarkan biaya. Di antaranya dalam hal menyewa perkantoran seperti mengurangi luas kantor untuk bekerja atau bahkan lokasi baru yang lebih murah.

"Carinya yang lebih reasonable, lebih murah karena office nggak bisa operasi maksimal," ujarnya lagi.

Pengelolaan perkantoran disebut Arvin, sudah mendapat permintaan negosiasi dari para pengusaha yang menjadi penyewa atau tenant kantor. Namun angka penurunan belum cukup signifikan.

"Kalau untuk office mungkin mereka minta potongan sampai dengan 50%, karena office mereka nggak maksimal," sebutnya.

Sementara itu, laporan Coldwell Banker Commercial Indonesia mencatat tingkat hunian gedung perkantoran Jabodetabek pada kuartal I-2020 masih stabil dibandingkan Q4-2019. Namun, Covid-19 berdampak besar pada menurunnya aktivitas sewa-menyewa sehubungan tertundanya lease agreement atau mundurnya calon penyewa baru.

Namun khusus di Jakarta, aktivitas sewa menyewa melambat selama Q1-2020. Hunian baru selama Q1-2020 di beberapa kota dikontribusi oleh ekspansi bisnis di bidang co-working space, perbankan, logistik, dan lembaga keuangan lainnya.

Dalam catatan Coldwell Banker, perkantoran premium atau Grade A seperti kawasan segitiga emas Jakarta, tingkat okupansinya memang paling rendah pada kuartal I-2020, hanya 76%. Sedangkan Grade C masih bisa mencapai 87%.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Fenomena Harga Rumah Terjun Bebas di Kala COVID-19, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular