Staf Biden Sumbang Dana untuk Bebaskan Pembela George Floyd

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 May 2020 15:47
A woman carries merchandise from a Union Square Victoria's Secret store in San Francisco on Saturday, May 30, 2020. Widespread vandalizing occurred at stores throughout San Francisco following the death of George Floyd, a handcuffed black man in police custody in Minneapolis. (AP Photo/Noah Berger)
Foto: Demo Kematian George Floyd Berujung Penjarahan (AP/Noah Berger)
Jakarta, CNBC Indonesia - Staf kampanye untuk kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, menyumbangkan sejumlah dana untuk mendukung pembebasan orang-orang yang ditangkap polisi karena terlibat demo memprotes pembunuhan George Floyd.

Uang tersebut disumbangkan kepada Minnesota Freedom Fund, lapor Reuters, Minggu (31/5/2020). Setidaknya ada 13 anggota staf kampanye Biden yang memposting sumbangan mereka di Twitter pada hari Jumat dan Sabtu.

"Merupakan kebebasan semua orang untuk melawan ketidakadilan," kata Colleen May, yang biasa menjadi penyelenggara kampanye untuk Biden di South Carolina, Wisconsin dan Florida. May juga memposting kwitansi bukti sumbangannya sebesar US$ 50 ke Minnesota Freedom Fund.

Dana yang disumbangkan staf Biden akan digunakan untuk membebaskan orang-orang yang ditangkap polisi karena terlibat demo memprotes pembunuhan George Floyd. Penangkapan mereka dilakukan karena demo yang diselenggarakan hampir di seluruh Amerika Serikat (AS) itu berlangsung ricuh, di mana banyak aksi penjarahan terlihat.


George Floyd merupakan seorang pria kulit hitam (Afrika-Amerika) berusia 46 tahun. Ia tewas usai lehernya ditekan dengan lutut selama hampir delapan menit oleh Derek Chauvin, salah satu dari empat polisi Minneapolis yang menahannya.

Sebagaimana dilansir AFP, George ditangkap pada Senin lalu (25/5/2020) karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu senilai US$ 20 (Rp 292 ribu).

Penangkapan George yang terekam dalam sebuah video yang menjadi viral tersebut memperlihatkan Chauvin menekan leher George. Padahal ia dalam keadaan sedang diborgol dan telungkup di pinggir jalan. Floyd meninggal di rumah sakit setempat tak lama kemudian.

Banyak pihak yang menganggap tindakan kekerasan yang diterima George ada kaitannya dengan rasisme. Hal ini telah memicu demo besar di AS sejak hari kematian George.

Sementara itu di sisi lain, tim kampanye Presiden Donald Trump mengkritik aksi yang dilakukan staf Biden. Mereka menyebut bahwa upaya staf kampanye Biden seolah mendukung kekacauan yang bisa melukai orang-orang tak bersalah dan menghancurkan upaya orang-orang baik untuk menopang hidup mereka.

Sebelumnya Trump sendiri telah secara langsung mengkritik demo yang terjadi di berbagai jalanan AS tersebut. Trump yang menyebut para pendemo anarkis sebagai preman, mengatakan pada Sabtu bahwa jika polisi tidak bisa menangani pendemo maka pemerintah federal akan turun tangan dengan menggunakan militer dan melakukan penangkapan.


Trump juga menyatakan simpati atas kasus George Floyd dan menyebutnya sebagai sebuah tragedi besar.

"Kematian George Floyd di jalan-jalan Minneapolis adalah sebuah tragedi besar. Seharusnya tidak pernah terjadi. Itu telah membuat orang Amerika di seluruh negara itu ketakutan, marah, dan sedih," kata Trump pada konferensi pers di Kennedy Space Center di Florida, Sabtu.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article Mobil Polisi NYPD Tabrak Kerumunan Massa Pembela George Floyd

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular