Istri George Floyd Buka Suara Atas Kematian Suaminya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
03 June 2020 18:06
Infografis: George Floyd, Sosok yang Membuat AS 'Membara'
Foto: Infografis/George Floyd, Sosok yang Membuat AS 'Membara'/Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Roxie Washington, bersama putrinya yang berusia 6 tahun, Gianna, naik ke atas podium di Balai Kota Minneapolis sambil menahan air mata. Roxie merupakan istri dari George Floyd, korban pembunuhan yang dilakukan polisi kulit putih.

"Aku di sini untuk bayiku, dan aku di sini untuk George karena aku menginginkan keadilan baginya," kata Roxie, sebagaimana diberitakan oleh USA Today. Ini merupakan komentar publik pertamanya sejak kematian Floyd pada 25 Mei lalu.

Roxie bercerita bahwa Floyd yang meninggal pada usia 46 tahun tersebut pindah dari Houston ke Minnesota untuk mencari peluang kerja yang lebih baik. Floyd menemukan pekerjaan sebagai sopir truk dan penjaga keamanan di Conga Latin Bistro dan Salvation Army setempat.

Perempuan tersebut mengatakan Floyd rajin mengirim sebagian gajinya ke Houston, namun ia juga tidak lupa atas pekerjaannya sebagai ayah dari Gianna.


Bersama dengan pengacaranya, Roxie dan Gianna datang ke Minneapolis untuk memperlihatkan jika Floyd tak hanya sekedar meme yang beredar di internet, namun ia juga manusia yang hidupnya sama berartinya dengan orang lain.

"Dia tidak akan pernah melihatnya tumbuh dewasa, lulus. Dia tidak akan pernah mengantarnya ke altar. Jika ada masalah yang dia miliki dan butuhkan ayahnya, dia tidak memiliki itu lagi," ujar Roxie, sambil menangis.

Pada 25 Mei, Floyd tewas usai lehernya ditekan oleh lutut Derek Chauvin, salah satu dari empat polisi Minneapolis yang menahannya. Sebagaimana dilansir AFP, George ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu senilai US$ 20 (Rp 292 ribu) pada Senin (25/5/2020).

Penangkapan George yang terekam dalam sebuah video yang menjadi viral tersebut memperlihatkan Chauvin menekan leher George, yang saat itu dalam keadaan sedang diborgol dan menelungkup di pinggir jalan, selama kurang lebih sembilan menit.

Dalam video itu terlihat George berkali-kali merintih kesakitan dan mengaku sulit bernafas. Ia bahkan sempat menangis dan memanggil ibunya sesaat sebelum tewas.

Empat polisi tersebut adalah Derek Chauvin, Tou Thao, Thomas Lane, dan J. Alexander Kueng yang bertanggung jawab atas kematian George memang dipecat keesokan harinya. Sejauh ini, hanya Chauvin yang didakwa atas pembunuhan.

Mantan pemain NBA Stephen Jackson juga menghadiri konferensi pers tersebut, menggendong Gianna ketika memasuki rotunda di Balai Kota. Jackson bersumpah untuk membantu membesarkan Gianna karena teman masa kecilnya, Floyd sudah pergi meninggalkan mereka terlebih dahulu.

"Aku akan mengantarnya menyusuri altar. Saya akan ada untuknya. Saya akan berada di sana untuk menghapus air mata (Gianna)," kata Jackson.

Jackson dan Floyd tumbuh bersama di Houston dan unggul di bola basket. Floyd pernah bermain di South Florida State College. Jackson, yang usianya empat tahun lebih muda, berhasil sampai ke NBA dan bermain 14 musim untuk tujuh tim.

"Seluruh alasannya untuk datang (ke Minneapolis) adalah untuk menjadi ayah yang lebih baik, menjadi penyedia yang lebih baik. Dia melakukan bagiannya," kata Jackson. "Saya menangis. Saya siap bertarung. Saya siap membela saudara saya. Saya siap untuk mendapatkan keadilan bagi saudara saya."


Selain Gianna, Floyd juga memiliki seorang putri berusia 22 tahun dari pernikahan sebelumnya.

Atas kematian Floyd, sejak Kamis (28/5/2020), berbagai protes bermunculan di seluruh negara bagian di Amerika Serikat. Kerumunan demonstran turun ke jalan untuk menuntut tindakan rasisme dan kebrutalan polisi, serta meminta pertanggungjawaban atas beberapa kematian warga kulit hitam di tangan mereka.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article Staf Biden Sumbang Dana untuk Bebaskan Pembela George Floyd

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular