Jokowi Ingin Corona di Jatim 'Dipelototi', Ini Faktanya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 May 2020 06:15
Kementerian Perhubungan Menggelar Rapid Test Drive Thru. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kementerian Perhubungan Menggelar Rapid Test Drive Thru. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Provinsi Jawa Timur mendapatkan perhatian khusus. Wajar, karena provinsi tersebut mencatatkan pertumbuhan kasus yang lumayan tinggi di antara sesama daerah yang berstatus hotspot.

"Saya ingin Gugus Tugas dan Kementerian fokus pada provinsi yang memiliki kasus baru yang cukup tinggi. Di Jawa dibantu, diberikan dukungan penuh untuk Provinsi Jawa Timur," kata Jokowi.


Mengutip data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per 27 Mei 2020, jumlah pasien terkonfirmasi positif virus corona di provinsi pimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa itu adalah 4.112 orang. Bertambah 169 orang atau 4,29% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Dalam beberapa waktu terakhir, ada hari-hari di mana jumlah kasus corona di Jawa Timur melonjak drastis. Misalnya pada 23 Mei, jumlah kasus naik hampir 15% dibandingkan hari sebelumnya. Pada 21 Mei bahkan lebih tinggi, menanjak 20,11%.


Dalam 14 hari terakhir, persentase pertumbuhan kasus corona di Jawa Timur rata-rata 6,31% per hari. Angka ini jauh di atas daerah-daerah zona merah lainnya.

Misalnya di Provinsi DKI Jakarta. Per 27 Mei, jumlah pasien positi corona di Ibu Kota adalah 6.826 orang. Masih ada kenaikan dibandingkan hari sebelumnya, tetapi hanya 28 orang atau 0,41%.

Selama 14 hari terakhir, rata-rata kenaikan harian pasien positif corona di Jakarta adalah 1,49%. Terlihat bahwa perkembangan di Jawa Timur memang layak mendapatkan perhatian.

Contoh daerah lain yang juga masuk kategori hotspot adalah Jawa Barat. Per 27 Mei, jumlah pasien positif corona di provinsi tersebut adalah 2.157 orang. Bertambah 27 orang atau 1,27% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Dalam 14 hari ke belakang, pertumbuhan kasus corona di Jawa Barat adalah 1,27% per hari. Lebih tinggi ketimbang Jakarta, tetapi lagi-lagi jauh di bawah Jawa Timur.



[Gambas:Video CNBC]



Menurut Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, ada sejumlah klaster penularan Covid-19 di Jatim antara lain Jamaah Tabligh Gowa hingga pabrik rokok milik PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). "Kita optimalkan bagaimana kontak erat masyarakat dan positif Covid-19 bisa dilaksanakan pelacakan dan jadi prioritas Jatim," kata Doni.


Namun, sepertinya ada faktor lain yang menyebabkan kasus corona di Jawa Timur naik signifikan. Jawa Timur adalah provinsi paling banyak yang mengirimkan pekerja migran (Tenaga Kerja Indonesia/TKI) ke luar negeri.

Berdasarkan data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Jawa Timur adalah provinsi yang paling banyak mengirim tenaga kerja ke luar negeri. Per Maret 2020, jumlah pekerja migran asal provinsi itu adalah 4.181 orang.




Virus corona adalah pandemi global, hampir seluruh negara di dunia merasakan dampaknya. Kelesuan ekonomi global membuat perusahaan atau rumah tangga yang mempekerjakan tenaga kerja kerja Indonesia harus melakukan efisiensi.

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi sesuatu yang tidak terelakkan. Para kerja migran ini kemudian harus pulang ke negara asalnya.

Malaysia adalah negara terbanyak yang menampung tenaga kerja asal Jawa Timur. Negeri Jiran adalah salah satu negara yang paling awal merasakan virus corona, dengan kasus pertama dilaporkan pada 26 Januari. Oleh karena itu, para pekerja migran asal Jawa Timur sangat rentan membawa pulang virus corona.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular