
Jokowi Ternyata Tak Asal Pilih Mal untuk Persiapan New Normal
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 May 2020 12:03

Namun mengapa Jokowi memilih mal? Ini bisa diinterprestasikan bahwa untuk men-starter ekonomi, kuncinya adalah membangkitkan kembali konsumsi rumah tangga.
Dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, konsumsi rumah tangga adalah kontributor terbesar. Tahun lalu, konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 57% dari PDB nasional.
Ini masih berlanjut pada kuartal I-2020. Konsumsi rumah tangga bahkan menyumbang lebih dari 58% dari PDB.
Di sisi lain, sektor perdagangan adalah penyumbang terbesar kedua dalam pembentukan PDB menurut lapangan usaha. Sektor ini hanya kalah dari industri pengolahan.
Pada kuartal I-2020, performa keduanya jeblok. Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 2,84%, padahal biasanya bisa naik di kisaran 5%. Sedangkan perdagangan cuma bisa tumbuh 1,6%.
Oleh karena itu, kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional bisa dilakukan dengan mendongkrak konsumsi rumah tangga dan sektor perdagangan. Jadi sangat wajar Jokowi memberi perhatian kepada pusat perbelanjaan, yang bisa mengerek dua komponen itu sekaligus.
Meski aspek ekonomi sepertinya tidak bisa menunggu terlalu lama, tetapi jangan lupa bahwa Indonesia masih lumayan berisiko dari sisi kesehatan. Pasalnya, penyebaran virus corona di Tanah Air masih relatif tinggi.
Dalam 14 hari terakhir, pertumbuhan kasus corona di Indonesia adalah 3,28% per hari. Masih jauh di atas laju pertumbuhan kasus global yaitu 2,01% per hari.
Oleh karena itu, mau tidak mau suka tidak suka aktivitas publik harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Menjaga jarak dan menjaga kebersihan jangan sampai dilupakan.
Sebab kalau bebas tetapi kebablasan dan tidak bertanggung jawab, maka jumlah pasien positif corona akan terus bertambah. Jangan sampai virus corona terus-terusan menjadi beban buat perekonomian Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, konsumsi rumah tangga adalah kontributor terbesar. Tahun lalu, konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 57% dari PDB nasional.
Ini masih berlanjut pada kuartal I-2020. Konsumsi rumah tangga bahkan menyumbang lebih dari 58% dari PDB.
Di sisi lain, sektor perdagangan adalah penyumbang terbesar kedua dalam pembentukan PDB menurut lapangan usaha. Sektor ini hanya kalah dari industri pengolahan.
Pada kuartal I-2020, performa keduanya jeblok. Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 2,84%, padahal biasanya bisa naik di kisaran 5%. Sedangkan perdagangan cuma bisa tumbuh 1,6%.
Oleh karena itu, kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional bisa dilakukan dengan mendongkrak konsumsi rumah tangga dan sektor perdagangan. Jadi sangat wajar Jokowi memberi perhatian kepada pusat perbelanjaan, yang bisa mengerek dua komponen itu sekaligus.
Meski aspek ekonomi sepertinya tidak bisa menunggu terlalu lama, tetapi jangan lupa bahwa Indonesia masih lumayan berisiko dari sisi kesehatan. Pasalnya, penyebaran virus corona di Tanah Air masih relatif tinggi.
Dalam 14 hari terakhir, pertumbuhan kasus corona di Indonesia adalah 3,28% per hari. Masih jauh di atas laju pertumbuhan kasus global yaitu 2,01% per hari.
Oleh karena itu, mau tidak mau suka tidak suka aktivitas publik harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Menjaga jarak dan menjaga kebersihan jangan sampai dilupakan.
Sebab kalau bebas tetapi kebablasan dan tidak bertanggung jawab, maka jumlah pasien positif corona akan terus bertambah. Jangan sampai virus corona terus-terusan menjadi beban buat perekonomian Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular