
Bukan Bermaafan Saat Lebaran, AS-China Justru Making Tegang!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 May 2020 09:55

Pada kuartal I-2020, pembacaan awal angka pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan kontraksi (pertumbuhan negatif) -4,8%. Ini adalah yang terendah sejak Depresi Besar pada 1930-an.
Situasi pada kuartal II-2020 sepertinya bakal jauh lebih parah. Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta memperkirakan ekonomi Negeri Adidaya bakal terkontraksi 41,9%. Kalau sampai terjadi, maka akan menjadi catatan terburuk sepanjang sejarah modern AS.
Dihadapkan kepada krisis kesehatan, kemanusiaan, dan ekonomi yang begitu dalam, Trump tidak terima. Sang presiden ke-45 mendesak agar China bertanggung jawab atas nestapa yang dialami AS dan hampir seluruh negara di dunia.
"Kami punya banyak informasi, dan itu tidak bagus. Apakah (virus corona) datang dari laboratorium atau dari kelelawar, pokoknya berasal dari China. Mereka semestinya bisa menghentikan itu dari sumbernya," kata Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network, seperti dikutip dari Reuters.
Beredar kabar pemerintahan Trump akan membuat Undang-undang (UU) yang mengharuskan China bertanggung jawab atas penyebaran virus corona. Seorang anggota Senat AS mengungkapkan, pemerintah sedang mematangkan Rancangan Undang-undang Pertanggungjawaban Covid-19 (Covid-19 Accountability Act).
Dalam UU tersebut, China disebut harus bertanggung jawab penuh dan siap menjalani penyelidikan yang dipimpin oleh AS, sekutunya, dan WHO. China juga bisa didesak untuk menutup pasar tradisional yang menyebabkan risiko penularan penyakit dari hewan ke manusia menjadi sangat tinggi.
RUU itu juga mengatur sanksi bagi China. Misalnya pembekuan aset warga negara dan perusahaan China di AS, larangan masuk dan pencabutan visa, larangan individu dan perusahaan China untuk mendapatkan kredit, sampai melarang perusahaan China untuk mencatatkan saham di bursa AS.
"Saya sangat kecewa terhadap China, mereka seharusnya tidak pernah membiarkan ini terjadi. Kami sudah membuat kesepakatan (dagang) yang luar biasa, tetapi sekarang rasanya sudah berbeda. Tinta belum kering, dan wabah ini datang. Rasanya tidak lagi sama," keluh Trump.
(aji/aji)
Situasi pada kuartal II-2020 sepertinya bakal jauh lebih parah. Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta memperkirakan ekonomi Negeri Adidaya bakal terkontraksi 41,9%. Kalau sampai terjadi, maka akan menjadi catatan terburuk sepanjang sejarah modern AS.
Dihadapkan kepada krisis kesehatan, kemanusiaan, dan ekonomi yang begitu dalam, Trump tidak terima. Sang presiden ke-45 mendesak agar China bertanggung jawab atas nestapa yang dialami AS dan hampir seluruh negara di dunia.
Beredar kabar pemerintahan Trump akan membuat Undang-undang (UU) yang mengharuskan China bertanggung jawab atas penyebaran virus corona. Seorang anggota Senat AS mengungkapkan, pemerintah sedang mematangkan Rancangan Undang-undang Pertanggungjawaban Covid-19 (Covid-19 Accountability Act).
Dalam UU tersebut, China disebut harus bertanggung jawab penuh dan siap menjalani penyelidikan yang dipimpin oleh AS, sekutunya, dan WHO. China juga bisa didesak untuk menutup pasar tradisional yang menyebabkan risiko penularan penyakit dari hewan ke manusia menjadi sangat tinggi.
RUU itu juga mengatur sanksi bagi China. Misalnya pembekuan aset warga negara dan perusahaan China di AS, larangan masuk dan pencabutan visa, larangan individu dan perusahaan China untuk mendapatkan kredit, sampai melarang perusahaan China untuk mencatatkan saham di bursa AS.
"Saya sangat kecewa terhadap China, mereka seharusnya tidak pernah membiarkan ini terjadi. Kami sudah membuat kesepakatan (dagang) yang luar biasa, tetapi sekarang rasanya sudah berbeda. Tinta belum kering, dan wabah ini datang. Rasanya tidak lagi sama," keluh Trump.
(aji/aji)
Next Page
Hong Kong Memperkeruh Situasi
Pages
Most Popular