
PSBB
Saat New Normal Begini Restoran-Restoran akan Beroperasi
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
22 May 2020 20:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha di bidang bisnis restoran sudah menyiapkan skema kehidupan New Normal. Bila New Normal sudah bergulir maka akan banyak penyesuaian bagi pengelola maupun pengunjung restoran. Selama ini saat Sosial Berskala Besar (PSBB) berlaku sektor restoran dilarang melayani pengunjung makan di tempat, tapi saat PSBB berakhir atau era New Normal dimulai.
"Tahun ini kami hanya bersiap-siap untuk protokol kesehatan yang acuannya sesuai dengan Kemenkes (Kementerian Kesehatan). Buku paket protokol Covid-19 itu kami ambil. Kemarin kami ada grup untuk membahas ini," sebut Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin, kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/5).
Sejumlah protokol kesehatan sedang disiapkan. Salah satu yang menjadi fokus Emil adalah meminimalisir jumlah kursi maupun meja di satu ruangan. Ia menyebut satu ruangan yang semula bisa diisi oleh 150 orang kini berpotensi hanya diisi oleh setengahnya.
"Kemudian all u can eat, buffet itu sudah harus berubah caranya. All you can eat kan terbuka cara makannya," papar Emil.
Alhasil, perusahaan juga perlu mengisi momen lebaran tahun ini dengan memberi pelatihan anyar yang sesuai dengan protokol kesehatan. Termasuk mencari orang baru jika orang lama yang sudah dirumahkan sudah tidak sesuai.
Kondisi ini jelas berbeda jauh tak hanya soal pola pelayanan tapi juga pendapatan bagi pelaku usaha restoran. Pendapatan restoran saat momen lebaran biasanya meningkat sebanyak 20%. Bahkan sebelum lebaran, atau saat buka puasa bersama peningkatannya mencapai 30-40%. Tahun ini, pendapatan jeblok menjadi 20% dari waktu normal. Yang diperoleh melalui penjualan take away atau penjualan online.
"Biasanya dari hotel ada pesanan catering banyak. Tahun ini nggak ada sama sekali. Makanya banyak suplier juga banyak yang kena, harusnya mereka masih buka. Seminggu sebelum hari raya masih ada, sekarang udah tutup. Tahun ini ya beda jauh," sebut Emil.
(hoi/hoi) Next Article Pengusaha Diminta Operasi Bisnis 50%, Kuat Sampai Kapan?
"Tahun ini kami hanya bersiap-siap untuk protokol kesehatan yang acuannya sesuai dengan Kemenkes (Kementerian Kesehatan). Buku paket protokol Covid-19 itu kami ambil. Kemarin kami ada grup untuk membahas ini," sebut Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin, kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/5).
Sejumlah protokol kesehatan sedang disiapkan. Salah satu yang menjadi fokus Emil adalah meminimalisir jumlah kursi maupun meja di satu ruangan. Ia menyebut satu ruangan yang semula bisa diisi oleh 150 orang kini berpotensi hanya diisi oleh setengahnya.
"Kemudian all u can eat, buffet itu sudah harus berubah caranya. All you can eat kan terbuka cara makannya," papar Emil.
Alhasil, perusahaan juga perlu mengisi momen lebaran tahun ini dengan memberi pelatihan anyar yang sesuai dengan protokol kesehatan. Termasuk mencari orang baru jika orang lama yang sudah dirumahkan sudah tidak sesuai.
Kondisi ini jelas berbeda jauh tak hanya soal pola pelayanan tapi juga pendapatan bagi pelaku usaha restoran. Pendapatan restoran saat momen lebaran biasanya meningkat sebanyak 20%. Bahkan sebelum lebaran, atau saat buka puasa bersama peningkatannya mencapai 30-40%. Tahun ini, pendapatan jeblok menjadi 20% dari waktu normal. Yang diperoleh melalui penjualan take away atau penjualan online.
"Biasanya dari hotel ada pesanan catering banyak. Tahun ini nggak ada sama sekali. Makanya banyak suplier juga banyak yang kena, harusnya mereka masih buka. Seminggu sebelum hari raya masih ada, sekarang udah tutup. Tahun ini ya beda jauh," sebut Emil.
(hoi/hoi) Next Article Pengusaha Diminta Operasi Bisnis 50%, Kuat Sampai Kapan?
Most Popular