Jika Perang Dagang Australia-China Terjadi, Siapa Menang?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 May 2020 14:38
Kabut Asap akibat kebakaran hutan di Australia. (AP Photo/Rick Rycroft)
Ilustrasi Opera House di Sydney (AP Photo/Rick Rycroft)
Well, balasan China sepertinya sudah datang. Awal pekan ini, tiba-tiba impor sereal (barley) asal Australia kena bea masuk anti dumping dan subsidi sebesar 80,5% saat masuk ke tanah Negeri Tirai Bambu. Bahkan bea masuk itu akan dikenakan setidaknya selama lima tahun ke depan, bisa direvisi tergantung situasi dan kondisi.

Tidak hanya barley, China juga mempertimbangkan untuk mempersulit masuknya produk-produk asal Australia lainnya seperti anggur (wine), produk susu (dairy), makanan laut, dan buah-buahan. Caranya adalah dengan pemeriksaan yang lebih ketat, bea masuk, dan penundaan kepabeanan.



Kini Australia yang balas menyebut China memainkan trik murahan. Simon Birmingham, Menteri Perdagangan Australia, mengatakan bahwa yang paling penting adalah isu virus corona, jangan melebar ke hal-hal lain.

"Australia tidak akan terlibat dalam aksi politik murahan terhadap isu sepenting Covid-19. Covid-19 telah merenggut nyawa ratusan ribu orang di seluruh dunia. Virus ini telah menyebabkan bencana ekonomi dengan jutaan orang kehilangan pekerjaan," kata Birmingham, seperti dikutip dari Reuters.

Bagaimana pun, api perang dagang Australia-China sudah terlanjur menyala. Dalam hal ini, sepertinya Australia yang bakal kesulitan kalau sampai produknya susah menembus pasar China.



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular