PSBB Nothing! Viral Pengunjung Membeludak di Pasar

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 May 2020 21:14
Warga memadati kawasan pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, Senin (18/5/2020). Meski pertokoan di Pasar Tanah Abang tutup karena PSBB, menjelang hari lebaran kawasan tersebut dipadati pedagang kaki lima yang berada di gang-gang dekat pasar. CNBC Indonesia/Tri Susilo.   


Memasuki H-7 lebaran Idul Fitri, Pasar Tanah Abang kembali ramai dipadati masyarakat meskipun pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih menutup pasar tersebut sejak 27 Maret karena diberlakukanPembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) untuk mengatasi penyebaran Covid-19.

Keramaian terlihat disejumlah titik seperti sebrang Blok F dan depan stasiun Tanah Abang, jalanan tersebut dipadati pedagang kaki lima dan warga tanpa mematuhi peraturan jaga jarak sesuai dengan himbauan pemerintah.
Para pedagang nekat turun kepinggir jalan karena sejak kios mereka ditutup, para pedagang tidak mendapatkan penghasilan, padahal biasanya menjelang lebaran mereka bisa meraup untung besar. (CNBC Indonesia/Tri Susilo.)
Foto: Warga memadati kawasan pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, Senin (18/5/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo.)
Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini bermunculan video viral kondisi pasar yang penuh sesak dengan pengunjung di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pandemi covid-19. Di salah satu video, seorang warga di Kabupaten Bekasi Jabar mencak-mencak soal tak efektifnya PSBB.

Hal yang sama juga terjadi di Pasar Kebon Kembang atau Pasar Anyar di Kota Bogor Jabar sempat mendadak viral akibat keramaian yang tetap terjadi meski berada pada masa pandemi covid-19 dan penerapan PSBB.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menduga, uang yang digunakan untuk berbelanja di Pasar Kebon Kembang kemarin berbarengan waktunya dengan Tunjangan Hari Raya (THR) dan dana Bantuan Sosial (Bansos) Pemerintah Pusat serta Provinsi yang baru turun.



"Kita melihat ada kemungkinan karena THR baru keluar. Lalu, kemudian juga dari Bansos Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah yang baru saja keluar," katanya lewat keterangan resmi, Senin (18/05/2020).

Selain itu, Dedie juga menyampaikan bahwa terjadinya kerumunan masyarakat di Pasar bisa juga dikarenakan sejumlah toko tutup, khususnya pakaian. Dengan begitu, konsentrasi massa membludak di Pasar Kembang. Sejauh ini, penerapan protokol kesehatan di pasar memang dinilai belum ketat.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana bakal melakukan penertiban para pedagang kaki lima (PKL) dan merekayasa lalu lintas di kawasan sekitar pasar. Tujuannya agar mengatur tidak terjadi penumpukan dan beresiko penyebaran virus Corona di Kota Bogor.

"Nah, ke depan kita tidak mau kecolongan lagi. Hari ini kita coba laksanakan beberapa rekayasa terutama rekayasa lalu lintas. Kemudian juga dari satpol PP akan ada semacam penertiban di beberapa titik yang krusial yang dirasa memang menghambat untuk laju lalu lintas di Jalan MA Salmun ini," tegas Dedie.

"Kita belajar dari peristiwa kemarin dimana mungkin jumlah orang yang datang ke pasar itu luar biasa, karena memang hari kemarin merupakan Minggu Terakhir menjelang hari raya," lanjutnya.


[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Efek PPKM Darurat Mulai Nendang, Pedagang Ngeluh Pasar Sepi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular