Kala Masyarakat Bingung karena Mudik Virtual & Mudik Lokal

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
18 May 2020 06:10
Ilustrasi Mudik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Mudik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Lebaran kali ini berbeda dengan lebaran-lebaran sebelumnya yang identik dengan mudik bertemu sanak saudara. Tidak hanya karena ada COVID-19 tapi ditambah dengan kebijakan pemerintah yang bikin bingung soal mudik.

Kata mudik dipandangan masyarakat adalah hal yang sama sebelum ada COVID-19. Namun kini semua berubah.



Kata mudik telah bertransformasi menjadi berbagai bentuk. Mudik sudah beranak pinak menjadi berbagai produk turunan yang tidak ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebelumnya.

Awalnya pemerintah memutuskan untuk melarang mudik untuk mencegah penyebaran virus. Namun selang tak berapa lama kontroversi muncul setelah RI-1 Joko Widodo mengenalkan istilah baru bernama pulang kampung.

Mengacu pada versi RI-1, pulang kampung berbeda dengan mudik. Mudik tujuannya adalah untuk rekreasional sementara pulang kampung lebih merujuk pada kepulangan para perantau ke kampung masing-masing dalam rangka untuk survive.

Kini muncul istilah baru yaitu mudik virtual. Nah yang ini bisa dipastikan tidak ada mobilitas orang seperti mudik biasa dan pulang kampung.

Temu kangen momen lebaran hanya terjadi melalui gadget. Namun kemudian, tiba-tiba, muncul lagi istilah baru yang bernama mudik lokal.



Apa sebenarnya mudik lokal? Apa bedanya dengan mudik virtual dengan mudik biasa dan pulang kampung?

Mudik lokal adalah mudik yang diperbolehkan untuk warga Jabodetabek pulang kampung asal masih regional Jabodetabek. Banyak warga Jakarta bertanya-tanya, jadi sebenarnya boleh tidak untuk mudik atau bergeser ke rumah yang ada di pinggiran kota?

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menjawab, ia meminta semua tetap di rumah. Dia menyatakan, selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terkait pandemi corona, yang diperbolehkan hanyalah mudik virtual.

"Jangan ada mudik lokal, yang boleh adalah mudik virtual," kata Anies dalam rilis resmi Pemprov DKI Jakarta, Sabtu (16/5/2020).

Tidak ada patokan yang jelas soal mudik, semua berubah jadi ambigu. Melihat tren ke belakang, tradisi mudik yang dilakukan oleh perantau di Jabodetabek saja per tahunnya sudah menyumbang lebih dari 12 juta orang.

Bayangkan jika kebijakan yang jelas saja tidak ada dan mobilitas publik yang masif akhirnya terjadi, sementara wabah di Indonesia belum bisa dibilang sampai di fase puncak maka dampak pandemi ke Indonesia akan semakin terasa.


[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Larang Mudik Lokal, Anies: Warga DKI Lebaran Harus di Rumah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular