Jangan Kaget! Penjualan Mobil Mei Bakal Lebih Suram
Exist In Exist, CNBC Indonesia
15 May 2020 19:02

Jakarta ,CNBC Indonesia - Anjloknya penjualan mobil hingga 90% di bulan April 2020 membuat Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) ragu target penjualan 600.000 unit hingga akhir 2020 dapat tercapai. Padahal, target tersebut juga sudah direvisi dari target awal sekitar 1 juta unit. Gakindo bahkan memperkirakan penjualan mobil pada Mei 2020 lebih buruk dari April.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan revisi target tersebut dibuat dengan asumsi bahwa di bulan Juni kondisi akan sedikit membaik, di bulan Juli ekonomi bisa mulai bergeliat naik, dan di bulan Agustus bisa mulai kembali normal.
"Kami prediksikan penjualan tahun ini adalah 600.000. Itu kami prediksi pada saat bulan April kemarin, pertengahan atau awal April. Tapi melihat hasilnya bulan April dan bulan Mei yang sedang berjalan, terus terang ada sedikit perasaan was-was di hati saya karena kemungkinan 600.000 akan sangat berat sekali," kata Yohannes dalam acara MarkPlus Industry Roundtable, Jumat (15/5/2020).
Ia memprediksi penjualan mobil di bulan Mei akan kembali tergerus dalam. Apalagi, di bulan Mei ini sudah berlaku Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di banyak wilayah. "Dan menjelang Hari Suci Idul Fitri, sehingga kemungkinan besar penjualan mobil akan tetap menurun, akan lebih rendah dibanding bulan April," tuturnya.
Menurutnya, kondisi ini menjadi semakin berat mengingat kapasitas produksi mobil di Indonesia bisa mencapai 2,2 juta sampai 2,3 juta unit setiap tahunnya. Bahkan, jika ditambah dengan pabrik baru dari Hyundai Motor Company yang ditargetkan beroperasi tahun depan, maka total kapasitas produksinya bisa mencapai 2,5 juta unit.
"Jadi bisa dibayangkan dengan 2,5 juta kapasitas produksi, sedangkan market di Indonesia mungkin tahun depan belum bisa pulih seperti normal," ungkapnya.
Jika tahun ini penjualan mobil bisa mencapai 600.000 unit, lanjutnya, kemungkinan tahun depan penjualan mobil bisa tumbuh menjadi 800.000 sampai 900.000 unit. Sedangkan ekspor kemungkinan bisa kembali menyentuh 250.000 sampai 300.000 unit.
"Maka kita baru bisa mencapai separuh dari angka product kapasitas kita. Ini akan menimbulkan biaya yang cukup berat buat industri otomotif Indonesia, kenapa? Karena operate cost-nya harus ditanggung oleh perusahaan tersebut," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Mobil Terjual Tak Sampai 8.000 Unit, Terburuk dalam 15 Tahun
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan revisi target tersebut dibuat dengan asumsi bahwa di bulan Juni kondisi akan sedikit membaik, di bulan Juli ekonomi bisa mulai bergeliat naik, dan di bulan Agustus bisa mulai kembali normal.
"Kami prediksikan penjualan tahun ini adalah 600.000. Itu kami prediksi pada saat bulan April kemarin, pertengahan atau awal April. Tapi melihat hasilnya bulan April dan bulan Mei yang sedang berjalan, terus terang ada sedikit perasaan was-was di hati saya karena kemungkinan 600.000 akan sangat berat sekali," kata Yohannes dalam acara MarkPlus Industry Roundtable, Jumat (15/5/2020).
Ia memprediksi penjualan mobil di bulan Mei akan kembali tergerus dalam. Apalagi, di bulan Mei ini sudah berlaku Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di banyak wilayah. "Dan menjelang Hari Suci Idul Fitri, sehingga kemungkinan besar penjualan mobil akan tetap menurun, akan lebih rendah dibanding bulan April," tuturnya.
Menurutnya, kondisi ini menjadi semakin berat mengingat kapasitas produksi mobil di Indonesia bisa mencapai 2,2 juta sampai 2,3 juta unit setiap tahunnya. Bahkan, jika ditambah dengan pabrik baru dari Hyundai Motor Company yang ditargetkan beroperasi tahun depan, maka total kapasitas produksinya bisa mencapai 2,5 juta unit.
"Jadi bisa dibayangkan dengan 2,5 juta kapasitas produksi, sedangkan market di Indonesia mungkin tahun depan belum bisa pulih seperti normal," ungkapnya.
Jika tahun ini penjualan mobil bisa mencapai 600.000 unit, lanjutnya, kemungkinan tahun depan penjualan mobil bisa tumbuh menjadi 800.000 sampai 900.000 unit. Sedangkan ekspor kemungkinan bisa kembali menyentuh 250.000 sampai 300.000 unit.
"Maka kita baru bisa mencapai separuh dari angka product kapasitas kita. Ini akan menimbulkan biaya yang cukup berat buat industri otomotif Indonesia, kenapa? Karena operate cost-nya harus ditanggung oleh perusahaan tersebut," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Mobil Terjual Tak Sampai 8.000 Unit, Terburuk dalam 15 Tahun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular