Duh, Rata-rata Harga Minyak ICP 2020 Cuma US$ 35/Barel

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
15 May 2020 17:48
ICP Terjun Bebas 
di Penghujung 2018
Foto: Infografis/ ICP Terjun Bebas di Penghujung 2018 / Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan rata -rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) sampai akhir tahun 2020 hanya mencapai US$ 35,40 per barel.

Direktur Pembinaan Program Migas Soerjaningsih mengatakan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) April tercatat di level US$ 20,66 per barel.

Secara lebih rinci diproyeksikan ICP Mei akan naik menjadi US$ 20,77 per barel, Juni di level US$ 23,44 per barel, Juli di level US$ 27,33 per barel, dan Agustus di level US$ 30,82 per barel.

Kemudian, September di level US$ 33,20 per barel, Oktober US$ 35,51 per barel, November US$ 37,68 per barel, dan Desember US$ 39,17 per barel. Sehingga rata-rata dalam satu tahun 2020 ICP akan berada di level US$ 35,40 per barel.



"Akhir tahun minyak posisi US$ 40 (US$ 39,17) rata-rata jadi US$ 34 per barel," ungkapnya dalam konferensi per virtual, Jumat, (15/05/2020).

Lebih lanjut ia menjelaskan prediksi ICP Mei - Desember 2020 menggunakan formula penetapaan harga April 2020 (Dated Brent ± Alpha "Alternatif 2"). Date brent dalam perhitungan perkiraan ICP menggunakan rata-rata perkiraan harga dated harga dated brent dari 5 publikasi internasional.

"Perkiraan harga dated brent akan rebound dan mulai meningkat Mei 2020," paparnya.

Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan mengatakan level harga ICP saat ini menjadi level paling rendah dalam 20 tahun terakhir. Menurutnya, perusahaan migas selalu menghadapi hal seperti ini, naik turunnya harga komoditas.

Ia menjelaskan, yang menjadi masalah sekarang ini, dari sisi permintaan sangat rendah, sementara terjadi kelebihan stok alias oversupply. "Dampaknya ke industri, investasi akan di-delay tidak ada major investasi, eksplorasi juga akan sangat minim," ungkapnya, Jumat, (15/5/2020).

Lebih lanjut ia mengatakan perusahaan akan berupaya mempertahankan produksi dan pengurangan biaya. Dalam kondisi seperti ini yang paling susah adalah perusahaan jasa atau perusahaan pendukung minyak dan gas, karena sangat sulit bagi mereka untuk bertahan.





[Gambas:Video CNBC]




(gus) Next Article Tok! Harga Minyak Mentah RI (ICP) di Juli 2024 Naik Jadi US$ 82/Barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular