
Ekonominya Bangkit, Barang Made in China Kembali Banjiri RI
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 May 2020 12:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi China pulih dengan sangat cepat dari hantaman pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Pemulihan ekonomi Negeri Tirai Bambu membuat produk made in China kembali merambah ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Serangan virus corona bermula dari Kota Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei. China adalah negara yang paling awal menderita akibat virus tersebut. Pada suatu masa, lebih dari 90% pasien positif corona di seluruh dunia ada di China.
Namun pemerintah China bergerak cepat dan tanggap. Kota Wuhan dan sejumlah daerah lain yang berstatus rawan 'dikunci' dengan karantina wilayah (lockdown).
Warga benar- benar tidak boleh keluar rumah kecuali untuk urusan yang maha mendesak, transportasi publik tidak beroperasi, akses masuk/keluar wilayah ditutup rapat. Pemerintah juga membangun rumah sakit darurat untuk menampung pasien yang tidak bisa dirawat di rumah sakit konvensional.
Kesungguhan dan determinasi China melawan virus corona membuahkan hasil. Kala kasus corona di negara-negara lain meroket sampai ratusan ribu bahkan jutaan, jumlah pasien positif di China stabil di kisaran 80.000-an sejak awal Maret sampai saat ini.
China sudah melalui puncak pandemi virus corona, kalau tidak ada gelombang serangan kedua maka jumlah kasus sangat mungkin mulai turun dalam waktu dekat. Oleh karena itu, China berhak untuk membuka kembali kerang aktivitas publik.
Kota Wuhan yang 'digembok' sejak 23 Januari kembali dibuka pada 30 Maret. Begitu pula dengan daerah-daerah lain. Meski protokol kesehatan tetap ditegakkan, tetapi api mesin ekonomi China sudah menyala kembali.
Aktivitas manufaktur di China kembali bergeliat. Pada April 2020, produksi industri China tumbuh 3,9% year-on-year (YoY), catatan positif pertama sejak minus selama dua bulan beruntun.
Serangan virus corona bermula dari Kota Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei. China adalah negara yang paling awal menderita akibat virus tersebut. Pada suatu masa, lebih dari 90% pasien positif corona di seluruh dunia ada di China.
Namun pemerintah China bergerak cepat dan tanggap. Kota Wuhan dan sejumlah daerah lain yang berstatus rawan 'dikunci' dengan karantina wilayah (lockdown).
Kesungguhan dan determinasi China melawan virus corona membuahkan hasil. Kala kasus corona di negara-negara lain meroket sampai ratusan ribu bahkan jutaan, jumlah pasien positif di China stabil di kisaran 80.000-an sejak awal Maret sampai saat ini.
China sudah melalui puncak pandemi virus corona, kalau tidak ada gelombang serangan kedua maka jumlah kasus sangat mungkin mulai turun dalam waktu dekat. Oleh karena itu, China berhak untuk membuka kembali kerang aktivitas publik.
Kota Wuhan yang 'digembok' sejak 23 Januari kembali dibuka pada 30 Maret. Begitu pula dengan daerah-daerah lain. Meski protokol kesehatan tetap ditegakkan, tetapi api mesin ekonomi China sudah menyala kembali.
Aktivitas manufaktur di China kembali bergeliat. Pada April 2020, produksi industri China tumbuh 3,9% year-on-year (YoY), catatan positif pertama sejak minus selama dua bulan beruntun.
Next Page
Barang China Kembali Banjiri Indonesia
Pages
Most Popular