Internasional

Pesawat Pengintai China Sibuk di Laut China Selatan, Ada Apa?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 May 2020 12:17
Laut China Selatan. (Foto: BBC/UNCLOS/CIA)
Foto: Laut China Selatan. (Foto: BBC/UNCLOS/CIA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Citra satelit menangkap gambar pesawat milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLANAF) China mendarat di salah satu pulau buatannya di Laut China Selatan. Pesawat itu mendarat di Fiery Cross Reef, sebuah wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan.

Kejadian itu sendiri terjadi di saat ketegangan antara China dengan beberapa negara termasuk Amerika Serikat (AS), di wilayah itu sedang meningkat. Hal ini diberitakan media Inggris, Express , Jumat (15/5/2020)

Menurut Jane's International, sebuah kelompok intelijen pertahanan, penampakan itu bisa menjadi pertanda lebih lanjut bahwa Angkatan Udara dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mulai menggunakan pulau itu sebagai basis operasi.



"Dua penampakan pesawat pengintai dalam waktu sebulan dapat menunjukkan bahwa PLANAF mulai secara berkala melandaskan pesawat di Fiery Cross Reef," kata Sean O'Connor, analis utama di Jane's.

"Pesawat bisa secara teratur berkeliling melalui pangkalan dari unit PLANAF lain di Armada Laut Selatan."

Menurut O'Connor, di pulau itu ada ruang di hanggar untuk setidaknya tiga pesawat pengintai dan tempat terbuka untuk parkir pesawat lainnya. China juga telah mereklamasi sebagian besar tanah di pulau itu.

Melihat itu, para kritikus percaya kegiatan itu dilakukan dengan tujuan memperkuat klaim China untuk sebagian besar Laut China Selatan. Apalagi China memang telah secara terang-terangan bertekad untuk menyelesaikan pembangunan terumbu karanf buatan di perairan yang disengketakan secara internasional itu.

Namun, upaya intens China di wilayah yang juga diperebutkan Vietnam, Brunei, Malaysia, Filipina dan Taiwan itu telah meningkatkan kekhawatiran bahwa Negeri Tirai Bambu mungkin akan segera membatasi pergerakan kapal dan pesawat di wilayah itu.

Bahkan, latihan ekstensif China dan pembangunan bunker baru-baru di daerah itu beberapa waktu belakangan telah memicu spekulasi akan lahirnya Perang Dunia III.



Selain berebut kepemilikan wilayah di Laut China Selatan, China juga memiliki konflik dengan Amerika Serikat di kawasan itu. Hal itu terjadi karena kapal angkatan laut AS terus muncul di perairan yang diklaim China itu dalam beberapa bulan terakhir.

Beberapa kapal AS yang berpatroli di kawasan di antaranya yaitu kapal perusak berpeluru kendali USS Barry dan kapal induk USS Bunker Hill. Kedua kapal telah berlayar melalui Kepulauan Spratly yang diperebutkan dengan alasan melakukan pelayaran operasi kebebasan navigasi laut.

Aksi AS itu telah membuat China geram. Militer China menuduh kegiatan AS menjelajah ke perairan yang didudukinya itu sebagai suatu pelanggaran. Namun, AS terus bersikeras bahwa China-lah yang melakukan pelanggaran karena tidak mematuhi hukum internasional.

"Klaim maritim yang melanggar hukum dan menyapu Laut China Selatan menimbulkan ancaman serius terhadap kebebasan laut.

"Termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan berlebih dan hak lintas yang tidak bersalah dari semua kapal." kata Komandan Angkatan Laut AS Reann Mommsen, menurut Express.

Dalam data CNBC International, Laut China Selatan memiliki posisi penting. Pertama, karena ini adalah jalur terkemuka dengan perdagangan senilai US$ 5,3 triliun yang melintasi perairan ini tiap tahun.

Kedua, wilayah ini kaya akan minyak dan gas. Di mana China juga kabarnya sudah menjejakkan kaki di daerah dengan perkiraan 125 miliar barel minyak dan 500 triliun kaki kubik gas, meski belum ada penemuan yang berarti. 

[Gambas:Video CNBC]


(res) Next Article China Tembak Roket & Bom di Laut China Selatan, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular