Rawan Corona, Pasar Kurang Perhatian Protokol Kesehatan

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
13 May 2020 19:03
Pedagang menjajakan dagangannya di pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (13/3). Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,1 triliun untuk merevitalisasi setidaknya 1.037 pasar rakyat (tradisional) di tahun ini. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi suasana pasar tradisional (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sempat berjanji melakukan tes massal Covid-19 kepada para pedagang pasar tradisional untuk pencegahan pandemi covid-19. Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mengaku belum mendapat kejelasan kapan rencana tes tersebut dilaksanakan, termasuk soal perhatian protokol kesehatan.

"Seharusnya saya sekarang balik tanya, kapan akan adakan kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama penting supaya kita turun bersama. Asosiasi Pedagang Pasar, Pemerintah Kabupaten-Kota, DPRD, termasuk Menteri Perdagangan untuk memberi protokol ini. Bukan sekedar tes, tapi memenuhi kelengkapan pengaturan dan sebagainya. Itu kan harus," kata Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ferry Juliantono kepada CNBC Indonesia, Rabu (13/5).

Protokol kesehatan yang terstandar sebenarnya sangat penting bagi pedagang. Pasalnya, pasar dinilai menjadi salah satu tempat penyebaran Covid-19 karena protokol kesehatannya belum banyak jadi perhatian. Ferry menilai perlu ada kesepakatan bersama antara APPSI dan Kemendag. Sehingga proses tes bisa menyeluruh ke semua pasar.



"Supaya sporadis, ini kan kalau langkah nggak sama-sama, nanti hasilnya juga nggak efektif. Ada 140 pasar (di Jakarta, kendali PD Pasar Jaya), terus mau 140 pasar atau cuma 6 pasar. Nanti ngetes cuma 6 pasar, padahal ada 134. Sisa lainnya ga dibikin tes, terus gimana?" paparnya.

Ferry pun meminta pemerintah agar serius mengurusi pasar tradisional. Selama ini ia menilai pemerintah tidak cukup memperhatikan protokol kesehatan di pasar.

"Contoh kalo ada orang terpapar korona di kantor, pabrik. Bisa jadi kantor, pabrik di tutup. Kalau salah satu pedagang pasar (kena Covid-19), ngga mungkin ditutup," jelasnya.

Salah satu contoh belum berjalannya tes masal adalah di Pasar Tanah Abang. Pasar yang dikenal sebagai pasar tekstil terbesar di Tanah Abang itu memang sudah meliburkan dagangan untuk jenis tekstil, namun untuk dagangan makanan serta kebutuhan pokok masih dibuka.

Sayangnya, para pedagang pun belum mendapat info kapan bakal di tes masal Covid-19. "Saya belum ada info tentang itu. Cuma kalo kita liat juga pedagang tekstil dengan diliburkan di rumah hampir 2 bulan, mudah-mudahan amankan. Sedangkan untuk pedagang makanan juga saya belum ada terima informasi," sebut Ketua Koperasi Pedagang Pasar Tanah Abang, Yusril Umar.

[Gambas:Video CNBC]





(hoi/hoi) Next Article 3 Bulan Tutup, Pasar Tanah Abang Buka Bareng Mal 15 Juni

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular