Bangkit dari Kubur! Pasar Tanah Abang Mulai Macet (Lagi)

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
09 March 2022 20:00
Aktivitas jual beli di jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (22/12). Mulai hari ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup Jalan Jatibaru Raya, atau depan Stasiun Tanah Abang mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB. Penutupan jalan ini untuk penataan pedagang kaki lima Tanah Abang yang sebelumnya berdagang di atas trotoar.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sudah mengizinkan pusat perbelanjaan serta pasar di DKI Jakarta untuk lebih bebas beraktivitas melalui PPKM level 2. Geliat ekonomi pun mulai terasa, salah satunya di Pasar Tanah Abang. Pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara itu sudah mulai dikunjungi oleh banyak pembeli.

Ketua Himpunan Pedagang Tanah Abang (Hipta) Yasril Umar mengungkapkan bahwa indikasi kembalinya aktivitas terlihat dari kemacetan yang terjadi di sekitar pasar baru-baru ini. Saat ini mulai terjadi kemacetan yang memberi sinyal pasar ini kembali hidup.

"Dalam sebulan terakhir udah terjadi kenaikan jual beli maupun, sudah cukup banyak, indikasinya Tanah Abang mulai macet. Apalagi di tanggal merah, awal bulan, itu berjam-jam ngantre, mau turun aja susah. Kita harap dengan penurunan level makin banyak pembeli yang datang tanpa ragu dia datang ke Tanah Abang. Terlihat blok A, B, F dan lainnya mulai ramai," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/3/22).

Harapan semakin menggeliatnya pasar terasa realistis karena saat ini sedang memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Bukti kenaikan jumlah pengunjung juga terlihat dari banyaknya kendaraan yang datang.

"Biasa saya datang jam 9 parkir di lantai 6 atau 7, kemarin pas tanggal merah di lantai 9. Penuh sampai lantai 8 atau 9. Juga hampir penuh waktu itu, biasanya jam 10-11 lantai 7 juga belum penuh," ujarnya.

Para pembeli yang datang tersebut berasal dari kalangan pedagang yang membeli pakaian dalam jumlah besar untuk jual kembali, atau pembeli satuan untuk kebutuhan pribadinya. Kebanyakan mereka memborong untuk kebutuhan bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Rata-rata beli buat Ramadhan, taraweh, biasa signifikan baju Muslim, misal sarung sajadah mukena yang menjelang ramadhan. Di Ramadhan ada peningkatan penjualan baju lebaran. Tahun lalu momen Ramadhan naik sampai 30%, tapi dalam beberapa waktu ini ada yang sudah naik 50%," jelas Yasril.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Tanah Abang 'Bangkit dari Kubur', Macet di Mana-Mana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular